Pemerintah Kabupaten Bekasi melirik opsi kerja sama dengan pihak swasta guna mengatasi persoalan pengangguran yang masih relatif tinggi di wilayah penyangga Ibu Kota itu.
"Sedang kami jajaki, termasuk pada satgas penanggulangan pengangguran itu antara lain ada penawaran kerja sama fasilitas yang kami milik tetapi baik biaya, alat, dan pelatihan bisa dari perusahaan," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Jumat.
Bupati berupaya menggali potensi dari perusahaan swasta yang berinvestasi di Kabupaten Bekasi apalagi terdapat 7.000 perusahaan lebih yang berdiri di wilayah dengan kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
Menurut dia cara tersebut efektif untuk mengurangi pengangguran. Selain itu, pemerintah daerah juga akan menerima pendapatan asli daerah (PAD) yang diperoleh dari hasil penyewaan gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Bekasi.
"Silakan mempergunakan gedung BLK untuk fasilitas pelatihan. Ya mungkin ada retribusi sedikit terkait biaya kebersihan, tapi tidak akan semahal kalau menyewa di tempat lain yang komersial sehingga bisa mengurangi biaya pelatihan," ucapnya.
Dani mengaku opsi ini diambil mengingat pemerintah daerah terbentur dengan keterbatasan anggaran untuk dapat melaksanakan pelatihan tenaga kerja secara rutin di BLK Kabupaten Bekasi.
Pemerintah daerah dalam satu tahun hanya bisa menggelar sebanyak tiga kali pelatihan di mana durasi pelatihan dalam satu angkatan hanya selama empat bulan saja.
Kemudian jumlah siswa yang bisa mengikuti pelatihan dalam satu angkatan hanya sebanyak 60 orang yang dibagi menjadi tiga kelas, yakni pelatihan otomotif, administrasi perkantoran, dan teknisi AC.
"Sekarang target kami baru tiga angkatan dalam setahun, menyesuaikan kemampuan keuangan daerah," ucapnya.
Dani menyadari bahwa melatih 180 orang dalam setahun belum cukup efektif untuk menuntaskan masalah pengangguran di Kabupaten Bekasi yang jumlahnya mencapai ribuan orang.
Pihaknya akan mengupayakan menambah durasi pelatihan sehingga para siswa tidak hanya memiliki keahlian khusus saja namun juga mental serta daya juang tinggi.
"Namun demikian, hal tersebut baru bisa dilakukan mana kala terdapat anggaran lebih dari program-program pemerintah yang belum berhasil diserap," katanya.
"Kalau nanti APBD-nya memungkinkan, kami akan tambah durasi pelatihan sehingga tidak hanya latih skill namun juga mentalnya. Biasanya yang masih kurang dari anak-anak kita adalah kurang daya tahan, mental, dan daya juang khususnya di sektor industri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Sedang kami jajaki, termasuk pada satgas penanggulangan pengangguran itu antara lain ada penawaran kerja sama fasilitas yang kami milik tetapi baik biaya, alat, dan pelatihan bisa dari perusahaan," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Jumat.
Bupati berupaya menggali potensi dari perusahaan swasta yang berinvestasi di Kabupaten Bekasi apalagi terdapat 7.000 perusahaan lebih yang berdiri di wilayah dengan kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
Menurut dia cara tersebut efektif untuk mengurangi pengangguran. Selain itu, pemerintah daerah juga akan menerima pendapatan asli daerah (PAD) yang diperoleh dari hasil penyewaan gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Bekasi.
"Silakan mempergunakan gedung BLK untuk fasilitas pelatihan. Ya mungkin ada retribusi sedikit terkait biaya kebersihan, tapi tidak akan semahal kalau menyewa di tempat lain yang komersial sehingga bisa mengurangi biaya pelatihan," ucapnya.
Dani mengaku opsi ini diambil mengingat pemerintah daerah terbentur dengan keterbatasan anggaran untuk dapat melaksanakan pelatihan tenaga kerja secara rutin di BLK Kabupaten Bekasi.
Pemerintah daerah dalam satu tahun hanya bisa menggelar sebanyak tiga kali pelatihan di mana durasi pelatihan dalam satu angkatan hanya selama empat bulan saja.
Kemudian jumlah siswa yang bisa mengikuti pelatihan dalam satu angkatan hanya sebanyak 60 orang yang dibagi menjadi tiga kelas, yakni pelatihan otomotif, administrasi perkantoran, dan teknisi AC.
"Sekarang target kami baru tiga angkatan dalam setahun, menyesuaikan kemampuan keuangan daerah," ucapnya.
Dani menyadari bahwa melatih 180 orang dalam setahun belum cukup efektif untuk menuntaskan masalah pengangguran di Kabupaten Bekasi yang jumlahnya mencapai ribuan orang.
Pihaknya akan mengupayakan menambah durasi pelatihan sehingga para siswa tidak hanya memiliki keahlian khusus saja namun juga mental serta daya juang tinggi.
"Namun demikian, hal tersebut baru bisa dilakukan mana kala terdapat anggaran lebih dari program-program pemerintah yang belum berhasil diserap," katanya.
"Kalau nanti APBD-nya memungkinkan, kami akan tambah durasi pelatihan sehingga tidak hanya latih skill namun juga mentalnya. Biasanya yang masih kurang dari anak-anak kita adalah kurang daya tahan, mental, dan daya juang khususnya di sektor industri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022