Bogor (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengajak warganya untuk memperkuat kebersamaan dalam menjaga toleransi antar umat beragama, sehingga tidak mudah tergoyahkan dengan berbagai macam tantangan.
"Bogor itu kota yang sangat dinamis menghadapi berbagai macam tantangan, sebagai warga Kota Bogor dan warga Indonesia perlu memperkuat kebersamaan," kata Bima usai Tabligh Kebangsaan yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor di Plaza Balai Kota, Minggu.
Ia mengatakan sepanjang sejarah Kota Bogor merupakan kota yang penuh kenikmatan keberagaman, kebersamaan dan tidak ada yang bisa mengambil hal itu dari warga Bogor.
"Tidak ada kekuatan apapun yang bisa mengkoyakkan kebersamaan kita," kata politisi dari PAN tersebut.
Bima mengapresiasi pengajian yang diinisiasi oleh PCNU Kota Bogor yang tujuannya memperkuat kebersamaan antar umat beragama yang juga didukung oleh Muspida secara bersama-sama mengkokohkan pemahaman keberagaman di Kota Bogor.
"Nikmat dan indahnya keberagaman yang kita peroleh harus kita rawat, kita jaga. Kecintaan kita terhadap kota kita, bangsa kita dan negara kita itu paralel dengan kecintaan kita terhadap agama," katanya.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor menggagas kegiatan "tabligh kebangsaan" dengan mengusung Bogor sebagai kota yang Islami dan toleran.
Ketua PCNU Kota Bogor Ifan Haryanto menjelaskan bahwa kegiatan itu merupakan acara yang digagas bersama antara pihaknya dengan musyawarah pimpinan daerah (Muspida) setempat.
Unsur Muspida itu yakni Pemkot Bogor, Korem/Kodim/Polresta, Kejaksaan Negeri, beserta Muspida lainnya.
"Maksud utama dari kegiatan tersebut adalah untuk mendoakan segala kebaikan bagi Kota Bogor agar Bogor yang sejak dahulu dikenal sebagai kota yang Islami dan toleran dapat tetap bertahan," katanya.
Tabligh kebangsaan diisi dengan dzikir dan tausyiah itu mengusung tema "Mewujudkan Kota Bogor Sebagai Kota Yang Toleran Demi Tegaknya NKRI". Menghadirkan ulama Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya dari Pekalongan, Jawa Tengah.
Hadir dalam Tabligh Kebangsaan, Danrem 061/Suryakancana, jajaran Muspida, pimpinan SKPD, Pengurus PCNU Kota Bogor, pimpinan sejumlah pondok pesantren, jajaran camat dan lurah, ketua Basolia Arifin Himawan, perwakilan dari lintas agama, tokoh agama dan ratusan undangan lainnya yang memadati area Plaza Balai Kota.
Kota Bogor sempat diterpa isu intoleransi, Pemerintahan Bima Arya dinilai tidak toleran terhadap kebebasan umat beragaman. Namun, hal tersebut ditepis oleh sejumlah tokoh agama dan lintas agama yang menyatakan keberagaman umat di Bogor sangatlah kuat.
"Bogor sangat toleran terbukti dengan segala kegiatan keagamaan yang berjalan harmonis," kata Arifin Himawan, tokoh masyarakat Tionghoa yang juga Ketua Basolia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Bogor itu kota yang sangat dinamis menghadapi berbagai macam tantangan, sebagai warga Kota Bogor dan warga Indonesia perlu memperkuat kebersamaan," kata Bima usai Tabligh Kebangsaan yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor di Plaza Balai Kota, Minggu.
Ia mengatakan sepanjang sejarah Kota Bogor merupakan kota yang penuh kenikmatan keberagaman, kebersamaan dan tidak ada yang bisa mengambil hal itu dari warga Bogor.
"Tidak ada kekuatan apapun yang bisa mengkoyakkan kebersamaan kita," kata politisi dari PAN tersebut.
Bima mengapresiasi pengajian yang diinisiasi oleh PCNU Kota Bogor yang tujuannya memperkuat kebersamaan antar umat beragama yang juga didukung oleh Muspida secara bersama-sama mengkokohkan pemahaman keberagaman di Kota Bogor.
"Nikmat dan indahnya keberagaman yang kita peroleh harus kita rawat, kita jaga. Kecintaan kita terhadap kota kita, bangsa kita dan negara kita itu paralel dengan kecintaan kita terhadap agama," katanya.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor menggagas kegiatan "tabligh kebangsaan" dengan mengusung Bogor sebagai kota yang Islami dan toleran.
Ketua PCNU Kota Bogor Ifan Haryanto menjelaskan bahwa kegiatan itu merupakan acara yang digagas bersama antara pihaknya dengan musyawarah pimpinan daerah (Muspida) setempat.
Unsur Muspida itu yakni Pemkot Bogor, Korem/Kodim/Polresta, Kejaksaan Negeri, beserta Muspida lainnya.
"Maksud utama dari kegiatan tersebut adalah untuk mendoakan segala kebaikan bagi Kota Bogor agar Bogor yang sejak dahulu dikenal sebagai kota yang Islami dan toleran dapat tetap bertahan," katanya.
Tabligh kebangsaan diisi dengan dzikir dan tausyiah itu mengusung tema "Mewujudkan Kota Bogor Sebagai Kota Yang Toleran Demi Tegaknya NKRI". Menghadirkan ulama Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya dari Pekalongan, Jawa Tengah.
Hadir dalam Tabligh Kebangsaan, Danrem 061/Suryakancana, jajaran Muspida, pimpinan SKPD, Pengurus PCNU Kota Bogor, pimpinan sejumlah pondok pesantren, jajaran camat dan lurah, ketua Basolia Arifin Himawan, perwakilan dari lintas agama, tokoh agama dan ratusan undangan lainnya yang memadati area Plaza Balai Kota.
Kota Bogor sempat diterpa isu intoleransi, Pemerintahan Bima Arya dinilai tidak toleran terhadap kebebasan umat beragaman. Namun, hal tersebut ditepis oleh sejumlah tokoh agama dan lintas agama yang menyatakan keberagaman umat di Bogor sangatlah kuat.
"Bogor sangat toleran terbukti dengan segala kegiatan keagamaan yang berjalan harmonis," kata Arifin Himawan, tokoh masyarakat Tionghoa yang juga Ketua Basolia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016