Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman mengatakan cabang olahraga pencak silat harus melakukan evaluasi secara menyeluruh untuk merespons kegagalan di arena SEA Games Vietnam 2021, pada 13-16 Mei 2022.
“Harus kita evaluasi karena silat itu berasal dari Indonesia. Sebelum berangkat ke sini, saya sempat katakan ayo buktikan bahwa kita bukan jago kandang,” kata Norman di Hanoi, Minggu.
Tim Silat Indonesia hanya mampu mengumpulkan satu emas, satu perak dan empat perunggu dari target sebanyak empat medali emas yang ditetapkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Kegagalan mencapai target ini sudah terjadi sejak SEA Games sebelumnya di Filipina pada 2019 yang hanya menggondol dua medali emas dari target tiga medali emas.
Capaian negatif ini sungguh kontras dengan hasil yang diperoleh pada Asian Games 2018 yang meraih total 14 medali emas.
“Ternyata negara-negara lain juga meningkat. Kita harus segera menata ulang mengenai pola pembinaan atletnya sehingga bisa kembali lagi,” kata dia.
Baca juga: IPSI bakal evaluasi setelah pencak silat tak capai target medali di SEA Games
Sejauh ini KONI sedang memperjuangkan pencak silat masuk dalam 14 cabang olahraga prioritas dalam program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Dengan begitu, harapan untuk mewujudkan cabang olahraga pencak silat dipertandingkan di arena Olimpiade dapat terwujud pada suatu hari nanti.
Hingga kini, hanya dua cabang olahraga Tanah Air yang mampu berbicara di ajang bergengsi Olimpiade yakni bulu tangkis dan angkat besi.
Ke depan, KONI berharap akan muncul cabang olahraga baru untuk menjadi tambang medali di Olimpiade.
Ia menilai peluang yang paling memungkinkan ada di cabang olahraga panahan dan dayung.
“Dan mudah-mudahan silat juga masuk, itu tujuan kita memperjuangkan dalam road to Olympic,” kata dia.
Cabang olahraga pencak silat menjadi sorotan pada perhelatan SEA Games kali ini karena atlet-atletnya hanya mampu menyumbangkan satu medali emas bagi kontingen Indonesia.
Tim Pecak silat Indonesia pada klasemen akhir menduduki posisi kelima dari total 11 negara peserta.
Ini berbeda dengan cabang olahraga asal Jepang karate yang justru meraih empat emas, delapan perak dan dua perunggu atau melampaui target tiga medali emas yang ditetapkan Kemenpora.
Baca juga: Pesilat putri Ririn/Riska sumbang emas pertama pencak silat SEA Games Vietnam
Baca juga: Pencak silat beregu putra susul pesilat tunggal putri dan ganda putri ke final SEA Games
Baca juga: Pencak silat SEA Games berubah jadwal, perebutan medali pada Rabu
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
“Harus kita evaluasi karena silat itu berasal dari Indonesia. Sebelum berangkat ke sini, saya sempat katakan ayo buktikan bahwa kita bukan jago kandang,” kata Norman di Hanoi, Minggu.
Tim Silat Indonesia hanya mampu mengumpulkan satu emas, satu perak dan empat perunggu dari target sebanyak empat medali emas yang ditetapkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Kegagalan mencapai target ini sudah terjadi sejak SEA Games sebelumnya di Filipina pada 2019 yang hanya menggondol dua medali emas dari target tiga medali emas.
Capaian negatif ini sungguh kontras dengan hasil yang diperoleh pada Asian Games 2018 yang meraih total 14 medali emas.
“Ternyata negara-negara lain juga meningkat. Kita harus segera menata ulang mengenai pola pembinaan atletnya sehingga bisa kembali lagi,” kata dia.
Baca juga: IPSI bakal evaluasi setelah pencak silat tak capai target medali di SEA Games
Sejauh ini KONI sedang memperjuangkan pencak silat masuk dalam 14 cabang olahraga prioritas dalam program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Dengan begitu, harapan untuk mewujudkan cabang olahraga pencak silat dipertandingkan di arena Olimpiade dapat terwujud pada suatu hari nanti.
Hingga kini, hanya dua cabang olahraga Tanah Air yang mampu berbicara di ajang bergengsi Olimpiade yakni bulu tangkis dan angkat besi.
Ke depan, KONI berharap akan muncul cabang olahraga baru untuk menjadi tambang medali di Olimpiade.
Ia menilai peluang yang paling memungkinkan ada di cabang olahraga panahan dan dayung.
“Dan mudah-mudahan silat juga masuk, itu tujuan kita memperjuangkan dalam road to Olympic,” kata dia.
Cabang olahraga pencak silat menjadi sorotan pada perhelatan SEA Games kali ini karena atlet-atletnya hanya mampu menyumbangkan satu medali emas bagi kontingen Indonesia.
Tim Pecak silat Indonesia pada klasemen akhir menduduki posisi kelima dari total 11 negara peserta.
Ini berbeda dengan cabang olahraga asal Jepang karate yang justru meraih empat emas, delapan perak dan dua perunggu atau melampaui target tiga medali emas yang ditetapkan Kemenpora.
Baca juga: Pesilat putri Ririn/Riska sumbang emas pertama pencak silat SEA Games Vietnam
Baca juga: Pencak silat beregu putra susul pesilat tunggal putri dan ganda putri ke final SEA Games
Baca juga: Pencak silat SEA Games berubah jadwal, perebutan medali pada Rabu
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022