Bogor (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menginstruksikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk mengoptimalkan pelayanan mencegah mewabahnya penyakit DBD dengan tidak memilih atau menolak pasien yang berobat.
"RSUD harus memaksimalkan pelayanan, kalau ada pasien yang datang segera dilayani, dari manapun asalnya asal dan latar belakangnya," kata Bima saat ditemui usai Rapat Pembekalan Staf (breffing staf) di Taman Ekspresi, Selasa.
Ia mengatakan, apabila kamar kelas tiga penuh, sementara kamar kelas satu dan dua kosong, RSUD harus tetap menerima pasien dan melayaninya dengan memaksimalkan kamar yang tersedia.
"Kalau kamar biasa penuh, yang tersedia kelas satu, sementara kartu BPJS kelas dua, tetap dirawat, maksimalkan kamar yang tersedia," kata
Menurutnya, sampai saat ini Pemerintah Kota Bogor belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus DBD karena jumlahnya belum melebihi angka kejadian pada tahun lalu di bulan yang sama. Tercatat jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD sejak Januari sebanyak 87 orang. Jika dibandingkan tahun lalu tercatat sebanyak 187 orang.
"Laporan yang saya terima, korban meninggal karena DBD ada dua orang. Untuk jumlah yang dirawat saya lupa. Tetapi, belum ada status KLB," katanya.
Upaya untuk mengantisipasi DBD lanjut Bima, dirinya telah menginstruksikan seluruh kepala SKPD untuk mengoptimalkan program Jumat Bersih (Jumsih) dan Minggu Bersih (Mingsih) di setiap luar dan kecamatan, serta pemantauan jentik nyamuk di lapangan.
"Cara mencegahnya dengan mengoptimalkan Jumsih, Mingsih dan pemantauan jentik. Melakukan foging juga, tetapi ini tidak bisa memberantas semua, perlu dipantau terus di wilayah," katanya.
Bima mengimbau masyarakat untuk waspadai penyebaran DBD, apabila ada keluarga yang mengalami panas tinggi tidak turun-turun setelah diberi obat dapat segera berobat ke dokter sebelum masuk stadium lanjut.
Upaya lainnya, lanjut Bima, adalah antisipasi di rumah sakit yakni RSUD diminta tidak menolak pasien yang datang berobat, apapun latar belakangnya.
"Kalau kamar kelas satu kosong, sementara anggota BPJS menggunakan kartu kelas dua, tetap dirawat. Semua jajaran harus siaga dan waspada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"RSUD harus memaksimalkan pelayanan, kalau ada pasien yang datang segera dilayani, dari manapun asalnya asal dan latar belakangnya," kata Bima saat ditemui usai Rapat Pembekalan Staf (breffing staf) di Taman Ekspresi, Selasa.
Ia mengatakan, apabila kamar kelas tiga penuh, sementara kamar kelas satu dan dua kosong, RSUD harus tetap menerima pasien dan melayaninya dengan memaksimalkan kamar yang tersedia.
"Kalau kamar biasa penuh, yang tersedia kelas satu, sementara kartu BPJS kelas dua, tetap dirawat, maksimalkan kamar yang tersedia," kata
Menurutnya, sampai saat ini Pemerintah Kota Bogor belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus DBD karena jumlahnya belum melebihi angka kejadian pada tahun lalu di bulan yang sama. Tercatat jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD sejak Januari sebanyak 87 orang. Jika dibandingkan tahun lalu tercatat sebanyak 187 orang.
"Laporan yang saya terima, korban meninggal karena DBD ada dua orang. Untuk jumlah yang dirawat saya lupa. Tetapi, belum ada status KLB," katanya.
Upaya untuk mengantisipasi DBD lanjut Bima, dirinya telah menginstruksikan seluruh kepala SKPD untuk mengoptimalkan program Jumat Bersih (Jumsih) dan Minggu Bersih (Mingsih) di setiap luar dan kecamatan, serta pemantauan jentik nyamuk di lapangan.
"Cara mencegahnya dengan mengoptimalkan Jumsih, Mingsih dan pemantauan jentik. Melakukan foging juga, tetapi ini tidak bisa memberantas semua, perlu dipantau terus di wilayah," katanya.
Bima mengimbau masyarakat untuk waspadai penyebaran DBD, apabila ada keluarga yang mengalami panas tinggi tidak turun-turun setelah diberi obat dapat segera berobat ke dokter sebelum masuk stadium lanjut.
Upaya lainnya, lanjut Bima, adalah antisipasi di rumah sakit yakni RSUD diminta tidak menolak pasien yang datang berobat, apapun latar belakangnya.
"Kalau kamar kelas satu kosong, sementara anggota BPJS menggunakan kartu kelas dua, tetap dirawat. Semua jajaran harus siaga dan waspada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016