Cibinong (Antara Megapolitan) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Museum für Naturkunde (MfN) Jerman mengarahkan kerja sama penelitian sumber daya hayati (bioresources) untuk mencapai "bioeconomy".

"Seluruh sumber daya hayati sebenarnya memiliki potensi. Kalau  potensi itu digali akan jadi sumber ekonomi luar biasa," kata Kepala Bidang Zoologi Puslit Penelitian Biologi LIPI Hari Sutrisno di sela-sela kegiatan konferensi keliling (traveling conference) Biodiversity as an Economic Resource Innovative Exploitation for Science and Society (BIORES) di Cibinong, Jawa Barat, Kamis.

Ia mengatakan beberapa bahan antibiotik berasal dari mikroba, dan seperti diketahui kebutuhan antibiotik sangat tinggi, sehingga nilainya luar biasa tinggi. Bahan obat alamiah untuk antikanker dan antimalaria juga berasal dari tumbuhan.

Potensi-potensi itu yang belum dieksplorasi secara maksimal padahal sebenarnya bisa menjadi "bioeconomy" sebagai modal untuk membangun negeri ini.

"Karena itu (dalam kerja sama dengan Jerman ini) kita perlu mengidentifikasi topik-topik penelitian terapan yang bermanfaat bagi sektor ekonomi sebagai langkah awal membangun infrastruktur sistem informasi biodiversitas secara nasional dan regional untuk memberikan akses yang cepat dan mudah terhadap data keanekaragaman hayati di Indonesia," ujar dia.

Kerja sama antara Jerman (MfN)--Indonesia (LIPI) telah berlangsung sejak 2004, tetapi bentuk kerja sama antar-dua negara tersebut masih bersifat individual yakni dalam rangka kerja sama penelitian dasar mengenai takson atau kelompok hewan tertentu. 

Pewarta: Virna P Setyorini

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016