Emas lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berbalik menguat 0,37 persen dari kerugian sesi sebelumnya, terutama didorong oleh penurunan tajam ekuitas di Wall Street, perang di Ukraina yang berkepanjangan serta memanasnya inflasi global.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 6,9 dolar AS atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada 1.875,70 dolar AS per ounce.

Emas berjangka turun tipis 1,8 dolar AS atau 0,10 persen menjadi 1.868,80 dolar AS pada Rabu (4/5/2022), setelah menguat tujuh dolar AS atau 0,38 persen menjadi 1.870,6 dolar AS pada Selasa (3/5/2022), dan anjlok 48,10 dolar AS atau 2,52 persen menjadi 1.863,6 dolar AS pada Senin (2/5/2022).

Pasar juga mencerna kenaikan suku bunga Federal Reserve 0,5 persen pada Rabu (4/5/2022). Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada konferensi pers setelah pertemuan mengesampingkan kenaikan suku bunga 0,75 persen dalam waktu dekat, yang menghilangkan spekulasi pasar bahwa Federal Reserve akan semakin meningkatkan laju pengetatan.

Data ekonomi yang dirilis pada Kamis (5/5/2022) juga mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS naik 19.000 menjadi 200.000 dalam pekan yang berakhir 30 April.

Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa produktivitas nonpertanian AS jatuh pada tingkat tahunan 7,5 persen pada kuartal pertama, penurunan terdalam sejak kuartal ketiga 1947.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 4,1 sen atau 0,18 persen, menjadi ditutup pada 22,443 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 6,2 dolar AS atau 0,63 persen, menjadi ditutup pada 973,4 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas "rebound" dipicu kekhawatiran pertumbuhan global, inflasi menaik
Baca juga: Emas anjlok 48 dolar AS tertekan penguatan "greenback" dan imbal hasil AS

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Riza Harahap


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022