Universitas Pancasila (UP) memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan ramuan herbal berbasis sumber daya lokal untuk peningkatan imunitas dan pemasaran produk serta pembukuan secara digital kepada warga Posdaya lokal Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
"Ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) sebagai salah satu tugas civitas akademika yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi," kata Ketua Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Dr. apt. Novi Yantih M.Si., di Jakarta, Rabu.
Sebagai nara sumber yaitu Dr. apt. Novi Yantih M.Si memberikan pelatihan uji mutu ramuan herbal serbuk, apt.Andri Prasetyo, M.farm (Pembuatan ramuan herbal serbuk jahe).
Sri Ambarwati, SE.,MSM., AK, CA (Pembukuan digital), Chaerani Nisa, SE., MSM (Pemasaran Digital)
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pancasila, Dra.Hj
Dewi Tri Rahayu, MM.
Novi mengatakan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu bentuk diseminasi dari hasil penelitian atau kajian yang telah kami lakukan sebelumnya.
Lebih lanjut Novi mengatakan warga diberi pelatihan membuat minuman dari jahe, bagaimana cara melihat mutu jahe, membuat produk minuman jahe yang benar, alat apa yang digunakan dan bagaimana menjadi produk yang akan dipasarkan kepada masyarakat.
"Jadi kita ajarkan dari sisi ekonominya yaitu pembukuan yang benar karena kami pernah survei Posdaya Soka yang merupakan binaan dari UP, pembukuuan belum baik begitu juga dengan pemasarannya masih dari mulut ke mulut padahal jaman era digitalisasi sangat mudah memasarkan produk digital," ujarnya.
"Disini kami berusaha meningkatkan pengetahuannya bagaimapun produk tersebut harus aman dikunsumsi masyarakat," kata Novi.
Dalam kegiatan tersebut tidak hanya Fakultas Farmasi yang dilibatkan tetapi juga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila. Ini seperti keinginan dari Menteri Nadiem Makarim dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kegiatan PKM ini tentunya erat kaitannya dengan kurikulum baru yang berkembang sesuai dengan arahan Kemendikbudristek dimana kita harus menerapkan MBKM yaitu kita terjun langsung ke masyarakat menggali masalah dan memberikan solusi dari masalah tersebut.
Sehingga diharapkan para lulusan UP bisa memiliki visi yang lebih luas, jadi mahasiswa farmasi mengerti juga masalah pembukuan dan digital dari mahasiswa FEB, begiru juga mahasiswa FEB mengetahui bagaimana produk pangan yang baik dan benar dari mahasiswa farmasi.
"Jadi kami bisa melahirkan lulusan yang tidak berkacamata kuda, jadi dia bisa menjadi lebih inovatif, dalam memanfaatkan sumber daya yang ada yang tersedia di Indonesia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) sebagai salah satu tugas civitas akademika yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi," kata Ketua Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Dr. apt. Novi Yantih M.Si., di Jakarta, Rabu.
Sebagai nara sumber yaitu Dr. apt. Novi Yantih M.Si memberikan pelatihan uji mutu ramuan herbal serbuk, apt.Andri Prasetyo, M.farm (Pembuatan ramuan herbal serbuk jahe).
Sri Ambarwati, SE.,MSM., AK, CA (Pembukuan digital), Chaerani Nisa, SE., MSM (Pemasaran Digital)
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pancasila, Dra.Hj
Dewi Tri Rahayu, MM.
Novi mengatakan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu bentuk diseminasi dari hasil penelitian atau kajian yang telah kami lakukan sebelumnya.
Lebih lanjut Novi mengatakan warga diberi pelatihan membuat minuman dari jahe, bagaimana cara melihat mutu jahe, membuat produk minuman jahe yang benar, alat apa yang digunakan dan bagaimana menjadi produk yang akan dipasarkan kepada masyarakat.
"Jadi kita ajarkan dari sisi ekonominya yaitu pembukuan yang benar karena kami pernah survei Posdaya Soka yang merupakan binaan dari UP, pembukuuan belum baik begitu juga dengan pemasarannya masih dari mulut ke mulut padahal jaman era digitalisasi sangat mudah memasarkan produk digital," ujarnya.
"Disini kami berusaha meningkatkan pengetahuannya bagaimapun produk tersebut harus aman dikunsumsi masyarakat," kata Novi.
Dalam kegiatan tersebut tidak hanya Fakultas Farmasi yang dilibatkan tetapi juga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila. Ini seperti keinginan dari Menteri Nadiem Makarim dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kegiatan PKM ini tentunya erat kaitannya dengan kurikulum baru yang berkembang sesuai dengan arahan Kemendikbudristek dimana kita harus menerapkan MBKM yaitu kita terjun langsung ke masyarakat menggali masalah dan memberikan solusi dari masalah tersebut.
Sehingga diharapkan para lulusan UP bisa memiliki visi yang lebih luas, jadi mahasiswa farmasi mengerti juga masalah pembukuan dan digital dari mahasiswa FEB, begiru juga mahasiswa FEB mengetahui bagaimana produk pangan yang baik dan benar dari mahasiswa farmasi.
"Jadi kami bisa melahirkan lulusan yang tidak berkacamata kuda, jadi dia bisa menjadi lebih inovatif, dalam memanfaatkan sumber daya yang ada yang tersedia di Indonesia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022