Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Iendra Sofyan mengatakan operasi pasar minyak goreng yang diadakan Pemda Provinsi Jawa Barat akan diprioritaskan untuk masyarakat miskin dan daerah yang sulit terjangkau distribusi.

"Seperti diketahui, Kemendag sudah kembali memperbolehkan operasi pasar, setelah sebelumnya melarang melalui Peraturan Mendag Nomor 12 Tahun 2022. Namun yang kita prioritaskan untuk masyarakat miskin dan daerah yang sulit terjangkau distribusi," kata Iendra Sofyan di Kota Bandung, Kamis.

Dalam melaksanakan OP tersebut, kata Iendra, Disperindag Jabar bekerja sama dengan PT Agro Jabar yang merupakan BUMD Provinsi Jabar untuk pengadaan dan distribusi minyak goreng.

Baca juga: Pemprov Jabar anggarkan Rp15 miliar untuk operasi pasar murah
Baca juga: Wagub Jabar meninjau operasi pasar minyak goreng di Subang

"Kita kerja sama dengan PT Agro, BUMD kita, untuk pengadaan dan distribusinya, untuk OP kemasan dengan harga 14 ribu," katanya.

Sedangkan untuk kebutuhan pokok lainnya, Iendra melaporkan bahwa stok dalam keadaan aman untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri meski ada kenaikan harga beberapa komoditas.

"Namun kami tetap upayakan stok terjamin. Kita awasi juga masalah distribusinya, koordinasi dengan Polda Jabar dan pemerintah kabupaten/kota, mengantisipasi jika ada masalah didistribusinya," kata Iendra.

Baca juga: Kapolda Jabar: Kelangkaan minyak goreng mulai tertangani dengan operasi pasar

Iendra pun menjelaskan, jika terjadi kelangkaan di bahan pokok jelang Ramadhan dan Idul Fitri, maka Disperindag Jabar akan melakukan operasi pasar dengan sistem subsidi.

"Lokasi OP-nya belum ditentukan, namun OP kebutuhan pokok itu akan ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah dan banyaknya masyarakat tidak mampu," tuturnya.

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022