Warga Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meminta pemerintah daerah segera melakukan perbaikan jalan menuju Jembatan Bojongmangu-Pangkalan, Kabupaten Karawang yang menghubungkan kedua daerah tersebut.

"Saya juga tidak mengerti mengapa cuma jembatan saja. Kenapa tidak sekalian jalan, padahal rusak parah tapi malah tidak dibetulkan," kata Tarman (43), salah seorang warga Bojongmangu, Bekasi, Selasa.

Tarman yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang itu menyebutkan bahwa jembatan yang melintasi Sungai Cibeet ini sebagai jembatan "nanggung". "Kan katanya biayanya miliaran tapi jalannya tidak diperbaiki, bagaimana ceritanya," katanya.

Diketahui Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalokasikan anggaran sebesar Rp30 miliar untuk pembangunan jembatan tersebut sedangkan pembebasan lahan dibiayai Pemkab Bekasi dan Karawang.

Pembangunan yang direalisasikan hanya menyentuh jembatan saja sementara akses jalan penghubung menuju jembatan dibiarkan hancur. Alhasil warga tetap saja harus bersusah payah melintasi jembatan itu.

Berdasarkan pantauan, Jembatan Pangkalan-Bojongmangu ini sebenarnya berdiri dengan kokoh. Jembatan dibangun dengan beton dan dikuatkan oleh besi baja yang dirangkai membentuk lengkungan setengah lingkaran.

Jembatan ini memiliki panjang sekitar 100 meter dan lebar sekitar 10 meter sehingga leluasa dilewati dua mobil serta sepeda motor. Apalagi jembatan beton itu diperhalus dengan aspal sehingga makin memberi kenyamanan bagi para pelintas.

Kenyamanan itu hanya terletak pada badan jembatan sementara di tanjakan menuju jembatan justru berbanding terbalik. Pengendara terutama sepeda motor, harus bersusah payah melintasi jalan hancur penuh kerikil untuk mencapai jembatan.

Pada sisi Karawang cenderung lebih baik karena posisi jembatan dekat dengan Jalan Raya Pangkalan, hanya sekitar 10-20 meter. Sedangkan sisi Kabupaten Bekasi, jarak antara jembatan dengan Jalan Raya Bojongmangu mencapai 1,1 kilometer dan lebih dari setengah jarak itu jalannya rusak parah.

Jika berkendara dari arah Kantor Camat Bojongmangu, pengendara dapat menuju arah selatan hingga pertigaan kemudian belok ke kiri. Dari awal belokan ini, kondisi jalan sebenarnya luar biasa baik, bahkan lebih bagus dari Jalan Raya Bojongmangu.

Jalan tersebut dibangun dengan beton dan lebarnya mencapai sekitar enam meter sehingga jika terjadi papasan antara mobil tidak menjadi persoalan. Kondisi jalan yang baik ini tidak bertahan lama sebab setelah sekitar 400 meter, jalan beton itu mencapai ujungnya.

Dua lajur jalan beton itu berhenti di salah satu perkampungan. Selanjutnya jalan dilanjutkan dengan lapisan tanah dan bebatuan. Pada saat kemarau, jalan bebatuan ini menimbulkan debu cukup tebal. Sedangkan ketika hujan, jalan becek dan licin tidak bisa terhindarkan.

Kondisi memprihatinkan ini terjadi hingga mencapai tanjakan menuju jembatan. Timpangnya kondisi jalan antara beton dan bebatuan, membuat tanjakan pada sisi Kabupaten Bekasi ini menjadi curam.

Beberapa kendaraan baik mobil dan motor, tampak kesulitan menaklukkan jembatan tersebut. Bahkan seorang pedagang bakso, Daryo, yang mengendarai sepeda motor harus merelakan centong besarnya jatuh saat tanjakan. Beberapa kuah bakso pun tersebut luber.

"Ya kalau hujan lihat sendiri saja seperti gimana. Orang cerah saja begini," ucap Daryo (36).

Sementara itu Kepala Bidang Evaluasi dan Pengendalian Perencanaan pada Bappeda Kabupaten Bekasi Agus Budiono mengaku pembangunan akses infrastruktur jalan dilakukan secara bertahap sehingga beberapa titik infrastruktur di titik tersebut masih beralaskan tanah dan bebatuan.

"Memang kondisinya masih tanah dan hal ini akan menjadi perhatian pemerintah dengan mengalokasikan anggaran secara bertahap," ucapnya.

Agus mengatakan pada tahun 2022 telah dianggarkan untuk pengadaan lahan sebab di depan jembatan masih ada lahan masyarakat yang harus dibebaskan.

"Kami intervensi anggaran secara bertahap. Tahun ini ada pengadaan lahan untuk pembangunan akses. Setelah lahan dibebaskan, jalan bisa dibangun kembali," kata dia.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022