Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Cianjur, Jawa Barat, menganggarkan biaya pembangunan jembatan yang putus di sejumlah kecamatan di Cianjur, sebesar Rp12 miliar termasuk pembangunan jembatan Leuwi Keris di Kecamatan Campaka Mulya yang putus beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas PUPR Cianjur, Eri Rihandiar saat dihubungi Sabtu, mengatakan segera membangun kembali jembatan Leuwi Keris di Desa Cibanggala yang merupakan akses utama warga untuk beraktifitas mulai dari perekonomian, pendidikan dan kesehatan dengan alokasi anggaran Rp1,2 miliar.

"Kita sudah anggarkan biaya Rp12 miliar dari APBD 2022, untuk pembangunan kembali 13 jembatan permanen yang putus akibat bencana alam. Untuk Jembatan Leuwi Keris anggaran yang disiapkan Rp1,2 miliar, harapan kami pembangunan jembatan permanen yang putus dapat berjalan tahun ini," katanya.

Baca juga: Dua alat berat dikerahkan buka jalan nasional Bandung-Cianjur tertimbun longsor
Baca juga: Longsor putus jalan nasional penghubung Bandung-Cianjur

Tidak hanya perbaikan jembatan permanen, Pemkab Cianjur, telah mengajukan anggaran ke pemerintah pusat untuk perbaikan 18 jembatan gantung yang putus akibat dimakan usia dan diterjang derasnya air sungai sepanjang tahun 2022 karena terbatasnya APBD Cianjur.

"Kita upayakan dapat terealisasi tahun ini karena sebagian besar merupakan akses penghubung utama antar desa dan kecamatan, untuk tambahan anggaran kami juga mengajukan ke provinsi dan pusat," katanya.

Sementara jembatan Leuwi Keris yang putus akibat dihantam derasnya arus sungai, sudah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu, membuat aktifitas warga terutama perekonomian terhambat, sehingga anggota DPRD Cianjur, dari Fraksi Golkar mendatangi lokasi.

Baca juga: Jembatan gantung sepanjang 70 meter di Sukabumi putus akibatkan belasan warga luka

Anggota DPRD Cianjur, Usep Saepuloh Zen, mengatakan putusnya jembatan tersebut membuat warga Desa Cibanggala terisolir tidak dapat beraktifitas seperti biasa, sehingga mereka berharap pembangunan dapat segera dilakukan karena saat ini untuk melintas mereka terpaksa menggunakan jembatan darurat.

"Jembatan Leuwi Keris merupakan akses utama penunjang aktivitas warga terutama perekonomian. Saat ini untuk membawa hasil bumi, mereka terpaksa harus memikul dan berjalan sejauh setengah kilometer sebelum sampai ke jalan utama," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022