Pemerintah Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengajak badan usaha milik daerah (BUMD) dan Perum Bulog bekerja sama mengamankan stok minyak goreng untuk mengatasi kelangkaan komoditas tersebut di pasaran.

"Di luar program Kementerian Perdagangan, kami mengajak BUMD dan Bulog untuk bekerja sama menyediakan stok minyak goreng," kata Lita Pelitiani, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian setempat di Subang, Jabar, Senin.

Ia mengakui kelangkaan minyak goreng belakangan menjadi isu hangat di masyarakat. Karena itu, pihaknya menginginkan agar ada pengamanan stok minyak goreng di daerahnya.

Baca juga: Ekonom: Perbaiki struktur pasar dan atasi kartel minyak goreng
Baca juga: Jangan borong minyak goreng

Menurut dia, sesuai dengan Permen Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022, disebutkan harga eceran tertinggi minyak goreng seharga Rp14.000 per liter.

Tujuan lain dari aturan tersebut yaitu untuk menstabilkan harga maupun stok minyak goreng di pasaran.

Menurut Lita, kelangkaan minyak goreng adalah permasalahan yang dihadapi secara nasional. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk memastikan masyarakat tak kesulitan mendapatkan minyak goreng.

Baca juga: Depok dapat alokasi minyak goreng 10.000 liter dari Bulog

Ia menyampaikan, sekitar 400 karton minyak goreng sudah disebar dalam operasi pasar di Kecamatan Serang Panjang dan 300 Kecamatan Legon Kulon serta 150 lainnya dijual di Subang Kota. Ditambah, sejumlah desa yang juga disasar untuk dilaksanakan operasi pasar DKUPP.

Dikatakannya, tujuan operasi pasar itu utamanya untuk bisa menekan harga minyak di pasaran agar sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Hingga kini pun terdapat 2.500 karton kemasan satu liter dari Bulog dan BUMD sudah dijual di operasi pasar murah.

Pewarta: M Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022