Direktur Utama Perumda Pasar Tohaga, Kabupaten Bogor, Haris Setiawan menyebutkan bahwa komoditas olahan kacang kedelai berupa tempe menghilang di Pasar Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

"Kenaikan harga kedelai mencapai hingga 20 persen, pedagang memberlakukan mogok dagang karena berharap harga bisa turun sehingga mereka tidak harus menaikkan harga jual,” kata Haris dalam keterangan tertulisnya usai meninjau Pasar Cisarua, Senin.

Menurutnya, aksi mogok dagang para penjual tempe itu disebabkan naiknya harga kacang kedelai yang semula sekitar Rp9.000-Rp10.000 per kilogram menjadi Rp11.500-Rp12.000 per kilogram.

Baca juga: Harga tempe naik, Pemkot Bogor sikapi dengan lakukan dua langkah
Baca juga: Harga tempe di Kota Bogor mulai naik

Haris menyebutkan bahwa kondisi naiknya harga kacang kedelai menjadi dilematis antara kenaikan ongkos produksi tempe dan kenaikan harga jual tempe. Tapi, para pedagang lebih memilih untuk tidak berjualan terhitung sejak Senin, 21 Februari 2022.

Ia mengatakan, imbauan tertulis maupun lisan dari para perajin tahu tempe se-Jabotabek sudah berhembus di pasar sejak sepekan lalu. Isinya, berupa ajakan untuk tidak berdagang selama tiga hari yaitu tanggal 21, 22, dan 23 Februari 2022.

Baca juga: Harga kedelai naik, perajin tempe di Bekasi mogok produksi

Sementara itu, Pedagang Blok D Pasar Rakyat Cisarua, Tarmono (45) berharap pemerintah segera turun tangan untuk menangani kenaikan harga bahan pokok, khususnya kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tempe dan tahu.

“Harapan nya sih semoga cepat normal seperti biasa, rabu kami mulai jualan lagi tapi dengan penyediaan stok yg tidak banyak,” kata Tarmono.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022