Sebanyak 43 laboratorium di tujuh departemen di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 45001:2018.
Sertifikasi ini adalah standar internasional pertama di dunia yang menetapkan persyaratan atau pedoman untuk Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Dekan FTUI Prof. Dr. Heri Hermansyah dalam keterangannya di Depok, Senin, mengatakan sertifikasi ISO 45001:2018 melengkapi sertifikasi 14001:2015 yang telah terlebih dahulu diperoleh ke-43 laboratorium pendidikan dan penelitian FTUI pada tahun 2020.
Baca juga: Mahasiswa FTUI raih juara kompetisi arsitektur internasional
Saat ini, FTUI sudah dapat memberikan jaminan keselamatan lingkungan dari sisi regulasi dan informasi dan juga jaminan pengelolaan risiko dan peluang K3, menciptakan tempat kerja yang sehat dan aman, serta untuk melindungi aset terpenting organisasi serta sumber daya manusia yang dimiliki.
Sertifikasi ini merupakan komitmen FTUI untuk memberikan perlindungan kepada dosen, mahasiswa dan staf departemen dari potensi bahaya, terutama pada saat melakukan aktivitas fisik di dalam laboratorium dan kegiatan rutin lainnya.
Manfaat lain adalah meningkatnya perlindungan terhadap dokumen penting dan aset fisik misalnya terkait risiko kebakaran, pemenuhan persyaratan pada peraturan dan undang-undang tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan mengurangi biaya melalui pencegahan kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian pada aset.
Baca juga: DTI FTUI berikan penyuluhan dampak limbah baterai bekas pada warga Depok
"FTUI terus berbenah untuk bergerak lebih cepat, bekerja lebih keras, berstrategi lebih cerdas untuk terus memperkokoh peningkatan perannya di tingkat nasional dan internasional dan menjadi salah satu institusi pendidikan keteknikan terdepan di kawasan Asia Tenggara," katanya.
Dalam mengantisipasi perubahan jaman dan persaingan global, FTUI terus menata dirinya menjadi FTUI yang Unggul dan Berdampak sehingga mampu mengatasi tantangan global dengan cara yang inovatif, unggul, serta berwawasan jauh ke depan.
Dengan sertifikasi ini, diharapkan kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan dapat meningkat melalui kebijakan K3 yang dimiliki FTUI.
Baca juga: Tim FTUI lakukan penelitian obat-obatan alternatif COVID-19
Selain ISO 45001:2018, FTUI juga telah tersertifikasi untuk beberapa standar manajemen lainnya, yaitu sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 untuk lingkup seluruh kegiatan administrasi di departemen dan bidang/unit kerja pada tahun 2015 dan sertifikasi ulang pada 2019.
Berikutnya sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2015 untuk lingkup seluruh laboratorium pendidikan dan penelitian di 7 departemen pada tahun 2020, serta sistem manajemen laboratorium ISO 17025 untuk Laboratorium Uji Material Departemen Teknik Metalurgi dan Material dan Laboratorium Uji Lingkungan Departemen Teknik Sipil.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Sertifikasi ini adalah standar internasional pertama di dunia yang menetapkan persyaratan atau pedoman untuk Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Dekan FTUI Prof. Dr. Heri Hermansyah dalam keterangannya di Depok, Senin, mengatakan sertifikasi ISO 45001:2018 melengkapi sertifikasi 14001:2015 yang telah terlebih dahulu diperoleh ke-43 laboratorium pendidikan dan penelitian FTUI pada tahun 2020.
Baca juga: Mahasiswa FTUI raih juara kompetisi arsitektur internasional
Saat ini, FTUI sudah dapat memberikan jaminan keselamatan lingkungan dari sisi regulasi dan informasi dan juga jaminan pengelolaan risiko dan peluang K3, menciptakan tempat kerja yang sehat dan aman, serta untuk melindungi aset terpenting organisasi serta sumber daya manusia yang dimiliki.
Sertifikasi ini merupakan komitmen FTUI untuk memberikan perlindungan kepada dosen, mahasiswa dan staf departemen dari potensi bahaya, terutama pada saat melakukan aktivitas fisik di dalam laboratorium dan kegiatan rutin lainnya.
Manfaat lain adalah meningkatnya perlindungan terhadap dokumen penting dan aset fisik misalnya terkait risiko kebakaran, pemenuhan persyaratan pada peraturan dan undang-undang tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan mengurangi biaya melalui pencegahan kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian pada aset.
Baca juga: DTI FTUI berikan penyuluhan dampak limbah baterai bekas pada warga Depok
"FTUI terus berbenah untuk bergerak lebih cepat, bekerja lebih keras, berstrategi lebih cerdas untuk terus memperkokoh peningkatan perannya di tingkat nasional dan internasional dan menjadi salah satu institusi pendidikan keteknikan terdepan di kawasan Asia Tenggara," katanya.
Dalam mengantisipasi perubahan jaman dan persaingan global, FTUI terus menata dirinya menjadi FTUI yang Unggul dan Berdampak sehingga mampu mengatasi tantangan global dengan cara yang inovatif, unggul, serta berwawasan jauh ke depan.
Dengan sertifikasi ini, diharapkan kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan dapat meningkat melalui kebijakan K3 yang dimiliki FTUI.
Baca juga: Tim FTUI lakukan penelitian obat-obatan alternatif COVID-19
Selain ISO 45001:2018, FTUI juga telah tersertifikasi untuk beberapa standar manajemen lainnya, yaitu sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 untuk lingkup seluruh kegiatan administrasi di departemen dan bidang/unit kerja pada tahun 2015 dan sertifikasi ulang pada 2019.
Berikutnya sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2015 untuk lingkup seluruh laboratorium pendidikan dan penelitian di 7 departemen pada tahun 2020, serta sistem manajemen laboratorium ISO 17025 untuk Laboratorium Uji Material Departemen Teknik Metalurgi dan Material dan Laboratorium Uji Lingkungan Departemen Teknik Sipil.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022