Tokyo (Antara Megapolitan) - Perdagangan alat tulis di Jepang yang biasanya tenang kini diguncang krisis, hingga menimbulkan kepanikan memborong pensil. Kepanikan konsumen dengan memborong pensil itu khususnya dilakukan oleh kalangan arsitek dan pelukis animasi.

Drama tersebut mencuat sebagai tanggapan atas rencana perusahaan pensil Mitsubishi, salah satu perusahaan alat tulis tertua, yang akan menghentikan pembuatan pensil berwarna dan hanya akan menyisakan pensil berwarna merah.

Perusahaan yang berdiri sejak abad 19, sebelum ini mengatakan rencana tersebut diambil karena permintaan melemah. Tetapi, rencana itu tidak memuaskan arsitek pecinta pensil dan pelukis animasi.

Dalam suatu titik balik yang mengejutkan pada pekan ini, Mitsubishi mengatakan akan mempertahankan tiga warna utama yaitu biru muda, kuning kehijauan dan oranye, selain warna merah yang banyak disukai.

"Namun kami akan mengakhiri produksi warna yang lain pada akhir tahun seperti yang direncanakan," kata juru bicara perusahaan kepada AFP.

Karena cemas akan kehabisan pensil warna, yang pertama kali dibuat pada 1971, pembeli terlihat bergegas meraup persediaan yang masih ada pada pekan ini.

Pemasok kebutuhan barang seni, jaringan Ito-ya yang terletak di kawasan sibuk Ginza, Tokyo sudah menjual habis delapan lusin pensil berwarna pada Selasa dan tinggal tersisa warna coklat, merah muda, putih dan biru tua.

Nasib pensil Mitsubishi tidak menghentikan Asosiasi Pencipta Animasi yang menyuarakan kecemasan mereka akan pasokan perkakas tersebut.

"Persediaan pensil warna sudah habis," demikian tertera di laman perusahaan itu. 

Pewarta:

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015