Jakarta, (Antara Megapolitan) - Para sopir truk dari Jakarta sudah merasa tenang untuk ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi karena keadaan di sana sudah mulai kembali normal seperti biasanya dan tidak ada petugas keamanan yang berjaga di sekitar area pembuangan sampah.

"TPST sudah kembali normal. Kami tiba di Bantargebang pukul 07.00 dan kami selesai membuang sampah pukul 09.00," kata salah satu sopir dari Jakarta Barat, Agus Haja kepada Antara, Kamis (12/11) di Bantargebang.

Sebelum keadaan kembali stabil, terdapat ratusan truk sampah yang tertahan di pintu masuk setiap titik pembuangan sampah. Namun, kondisi saat ini sudah kembali normal, terlihat dari antrean truk sampah yang berkurang dari ratusan menjadi puluhan unit.

"Sekarang sudah normal. Biasanya mah nunggu paling lama dari pagi sampai malam," kata Agus.

Sebelumnya, para sopir truk yang membawa sampah dari Jakarta ke Bekasi masih khawatir saat melintasi Jalan Cileungsi, walaupun Pemerintah Kabupaten Bogor sudah memberi akses jalan truk sampah mulai pukul 22.00 hingga 05.00 WIB.

Berdasarkan pantauan Antara beberapa hari lalu, truk-truk sampah Jakarta antre lebih panjang dari Cileungsi ke Bantargebang dikarenakan truk yang biasa beroperasi siang bergabung dengan truk malam hari.

Sementara itu, di sepanjang titik area pembuangan sampah Bantargebang tidak terlihat satu pun petugas keamanan dari Jakarta. Para sopir truk juga sudah terlihat santai saat membuang sampah yang diangkutnya.

Selain itu, pemulung di area pembuangan sampah juga merasa senang karena aktivitas di TPST sudah kembali normal.

"Alhamdulillah sekarang sudah normal lagi, karena sebelumnya nyari-nyari barang yang bisa di jual cuman di malam hari," kata seorang pemulung, Sanan.

Sanan menjelaskan, sebelumnya pada saat keadaan belum normal, para pemulung merasa rugi karena yang biasanya beraktivitas pada siang hari kini berganti menjadi malam hari. Hal ini mengakibatkan penghasilan mereka berkurang, yang normalnya Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per hari menjadi Rp20 ribu hingga Rp30 ribu.

"Yang kayak gini nih ngeluh semua. Istri saya juga ikut usaha malam dengan berjualan rokok, makanan. Usaha malam ini juga butuh biaya buat penerangannya. Jadi, bukannya untung malah berkurang," kata Sanan.

Sebelumnya terjadi kisruh masalah sampah antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD Kota Bekasi karena sistem pembuangan sampah yang datang dari Jakarta dianggap tidak baik oleh DPRD Bekasi. 

Pewarta: Atikakh/Annisa/Dea/Rezha/Arnaz

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015