Alat uji PCR mBioCov-19 buatan dalam negeri hasil kolaborasi PT Bio Farma dengan Nusantics mampu mendeteksi virus COVID-19 varian Omicron dengan tingkat akurasi 100 persen.

"Tidak semua testing dapat mendeteksi mutasi secara spesifik," kata Direktur Utama PT Bio Farma Honesty Basyir dalam keterangan yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Honesty mengatakan mBioCov-19 memiliki keunggulan dalam mendeteksi varian-varian virus COVID-19.

Alat uji PCR (polymerase chain reaction) tersebut dapat mendeteksi varian Omicron (B.1.1.529) baik dalam sampel usap (swab) maupun sampel kumur.

Berdasarkan data pengujian in silico terhadap 141 data sampel dari GISAID yang dilakukan oleh Nusantics dengan menggunakan mBioCoV-19, varian Omicron dapat terdeteksi dengan akurasi 100 persen.

Baca juga: WHO: sejauh ini belum ada laporan kematian akibat COVID-19 Omicron

Sementara itu, tidak semua alat uji virus COVID-19 yang beredar di pasaran dapat mendeteksi varian Omicron.

"mBioCov-19 sudah tervalidasi memiliki desain akurat yang mampu mendeteksi berbagai mutasi dan yang terakhir, 100 persen dapat mendeteksi varian Omicron, ujar Honesty.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan Omicron sebagai variant of concern pada akhir November 2021, setelah terdeteksi di Afrika Selatan.

WHO masih terus melakukan penelitian mengenai mutasi varian Omicron dan mendorong terus dilakukannya pengambilan sampel dengan menggunakan metoda PCR yang merupakan "gold standard" dalam deteksi virus.

CEO dan Co-founder Nusantics, perusahaan bioteknologi nasional yang memproduksikan alat uji berbasis PCR, Sharlini Eriza Putri, menekankan pentingnya menggunakan alat uji yang dapat mendeteksi varian Omicron sebagai upaya pengujian dan pelacakan.

Baca juga: Presiden perintahkan vaksinasi booster disiapkan Januari 2022

Alat uji yang tepat dan akurat akan memberikan data yang diperlukan oleh masyarakat dan pemerintah sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien untuk menekan penyebaran virus COVID-19, khususnya varian Omicron.

Co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) Nusantics Revata Utama menuturkan tidak semua alat uji COVID-19 yang berada di pasaran sekarang ini mampu mendeteksi seluruh varian virus COVID-19.

Itu disebabkan oleh banyaknya mutasi di daerah gen target seperti gen Nucleocapsid (N) dan gen Spike (S), yang dapat mengurangi sensitivitas dari alat uji COVID-19.

Ia mengatakan kemampuan riset dan teknologi untuk memprediksi mutasi virus yang digunakan cukup canggih, sehingga tidak semua perusahaan riset dan pengembangan memiliki kemampuan untuk mendesain dan memproduksi alat uji yang dapat mendeteksi keseluruhan varian virus yang ada dan yang akan datang.

Kerja sama Nusantics dengan PT Bio Farma dimulai sejak awal pandemi COVID-19 pada 2020.

Baca juga: Afrika Selatan dilanda gelombang keempat COVID-19 akibat Omicron

Pada Mei 2020, PT Bio Farma dan Nusantics meluncurkan BioCoV-19 generasi pertama, disusul dengan mBio-Cov-19 generasi kedua pada September 2020.

Alat uji PCR itu dapat mendeteksi varian COVID-19, termasuk varian Delta (B.1.617.2) dan Omicron (B.1.1.529) dalam sampel swab.

Pada Juni 2021, PT Bio Farma dan Nusantics meluncurkan BioSaliva yang menggunakan metode kumur, sehingga nyaman dan aman bagi anak-anak dan lanjut usia.

Sama seperti alat uji PCR dengan metode swab nasal dan nasofaring, BioSaliva juga dapat mendeteksi varian COVID-19, termasuk varian Delta dan Omicron.

Hingga saat ini, PT Bio Farma telah mendistribusikan lebih dari lima juta kit mBioCov-19 dan BioSaliva.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021