Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat tak beraktivitas di radius 1-5 km dari puncak Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Imbauan tersebut sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru.

"Pertama, masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Cegah susulan lahar Gunung Semeru meluap, PUPR buka aliran Sungai Bondeli
Baca juga: Ketika Gunung Semeru luncurkan awan panas guguran

Selanjutnya, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya, kata Aam.

Kedua, masyarakat agar menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

Ketiga, masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

Keempat, masyarakat perlu mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru. Hal tersebut mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

Baca juga: BPBD: 2.970 rumah terdampak guguran awan panas Semeru

Sebelumnya, jumlah warga mengungsi hingga Selasa mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa. Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021