Bogor, (Antara Megapolitan) - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto, mengatakan, tantangan perikanan budidaya ke depan mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia yang membutuhkan protein sebagai sumber pangan.

"Tantangan pertama, tahun 2050 diprediksikan jumlah penduduk dunia mencapai sembilan miliar orang, penduduk sebanyak itu membutuhkan pangan. Trennya, ke depan kebutuhan akan protein jauh lebih tinggi dibandingkan karbohidrat," katanya dalam Seminar Aquaculture Festival 2015 di kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Ia menyebutkan kebutuhan protein bersumber dari daging merah dan daging putih. Ikan lebih banyak dikonsumsi karena lebih aman, mencerdaskan, dan meningkatkan pertumbuhan dibanding daging merah (sapi atau kambing dan ayam).

Selain itu, dari sisi harga juga lebih terjangkau di banding daging sapi yang perkilo mencapai Rp150 ribu, sedangkan ikan lele perkilo kurang dari Rp50 ribu.

Dari sisi pemeliharaan, ikan lebih mudah dibandingkan sapi, dalam waktu dua sampai tiga bulan sudah bisa dipanen sedangkan sapi butuh berbulan-bulan untuk dipelihara.

"FAO memprediksi pemenuhan kebutuhan manusia akan pangan ikan bersumber dari intensifikasi perikanan budidaya," kata Slamet.

Sementara itu, lanjut Slamet, intensifikasi perikanan budidaya sering menimbulkan masalah seperti kerusakan lingkungan akibat abrasi karena konversi magrove untuk tambang udang, over capacity keramba jaring apung di perairan umum, penurunan produksi akibat penyakit (kasus kematian massal akibat virus), dan masalah sosial yakni konflik kepentingan pemanfaatan sumber air.

Tantangan berikutnya, jelas dia, akibat kerusakan lingkungan terhadap sektor budidaya telah dirasakan, saat ini sulit sekali ditemukan ikan-ikan lokal di perairan umum, seperti Sepat, Gabus dan lainnya.

"Akhir tahun akan diberlakukan MEA, persaingan bebas akan terjadi, arus barang beabs tidak terkendali, keamanan makanan menjad tantangan, ini dilema, Satu sisi memproduksi banyak, dan menjaga lingkungan serta menghasilkan produk yang aman," kata Slamet.

Ia mengatakan, perikanan budidaya harus mempunyai pola yakni ekosistem. Budidaya harus berkelanjutan. Sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan agar sektor perikanan mandiri, berdaulat dan berkelanjutan.

"Kita akan membangun perikanan berkelanjutan berbasis ekosistem," katanya.

Slamet mengajak mahasiswa Budidaya Perikanan IPB untuk berperan aktif dalam memajukan sektor budidaya menjawab tantangan kedepan. Menurut data FAO (2013) tren pertumbuhan produksi aquaculture per tahun untuk perikanan tangkap sebesar 1,3 persen, sedangkan budidaya sebesar 8,2 persen.

"Kebutuhan ikan akan terus naik, sebagaimana sumber makanan yang lainya," kata dia.

Pembicara lainnya, Didi Widayadi pendiri PT Arwana Indonesia mendorong mahasiswa menjadi wiraswasta dengan mengembangkan usaha perikanan budidaya karena peluangnya yang sangat besar. Salah satu peluang usaha perikana budidaya yang menjanjikan adalah Arwana.

"Nilai jual ikan Arwana ini perekornya bisa mencapai 1 miliar," kata dia.

Menurut dia, dari berbisnis Arwana, dirinya telah mampu mengembangkan sektor usaha lainnya, seperti Telaga Arwana Cibuluh, Agro Wisata Centhini, Sekolah Autis, dan rumah keramik.

Didi mengemukakan bahwa untuk menjadi wirausahawan perikanan budidaya harus memiliki keinginan atau minat yang kuat, dengan mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama bangku pendidikan, dan tekun berusaha.

"Kenali dan kembangkan minat kita, dengan energi semangat, dipraktekkan, produktivitas, mencapai tujuan hidup yakni kebahagiaan," katanya.

Aquaculture Festival (Aquafest) adalah program kerja unggulan Himpunan Mahasiswa Akuakultur IPB, yang telah dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut. Acara tahun ini mengangkat tema "Exploring Aquaculture World" yang bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan ketertarikan masyarakat umum khususnya warga Kota Bogor terhadap akuakultur atau budidaya perikanan.

"Melalui kegiatan yang terstruktur seperti Aquaculture Festival ini dapat meningkatkan kemampuan akademik mahasiswa," kata Ketua Departeman Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Sukenda.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015