Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Restu Gunawan mengatakan pembangunan yang memperhatikan konteks kebudayaan masyarakat maka akan lebih terjamin keberlanjutannya.

"Membangun Kebudayaan Indonesia adalah sebagai platform menuju Indonesia yang lebih maju dengan berlandaskan kemajuan ekonomi kita," kata Restu Gunawan dalam acara Bincang Budaya - Mengekonomikan Budaya: Peran Ekonomi dalam Pengembangan Budaya Nasional, Rabu.

Acara yang digelar dengan Zoom Meeting ini Restu mengangkat tema "Apakah Komersilaisasi Budaya Peluang dan Tantangannya' yang di gagas Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

Baca juga: Dialog budaya awali acara serah terima tuan rumah Peparnas

Restu mengatakan Unesco juga menyatakan bahwa kegiatan berbasis proses dan produk kebudayaan semakin besar kontribusinya dalam perekonomian dunia.

"Siapa yang membangun berlandaskan kebudayaan maka akan sustainable," tegasnya.

Restu mengingatkan perlu juga menjaga lingkungan dengan baik agar tetap terjamin keberlangsungannya. "Air akan menjadi sumber konflik kedepannya jika tidak dikelola dengan baik," katanya mengingatkan.

Restu juga mengatakan berdasarkan data indeks pembangunan kebudayaan Indonesia masih rendah. Tercatat pada 2018 baru Indonesia baru mencapai 53,74 dengan tertinggi Yogyakarta sebesar 73,79 dan terendah Papua 46,25.

Baca juga: Ini keunikan festival Budaya Pasar Terapung 2021 di Kalsel

"Jadi kebudayaan belum sebagai mainsteram dalam pembangunan," ujarnya.

Untuk itu perlu juga seni budaya dilakukan kolaborasi agar lebih kekinian sehingga diminati oleh kaum milenial dan mempunyai nilai ekonomi.

"Bisa saja dikomersiliasikan tetapi warisan budaya ini harus tetap ada tidak boleh hilang," tegasnya.

Dikatakannya media digital atau juga Artificial Integelence merupakan peluang besar sekaligus juga tantangan.

Baca juga: Kota Bogor menyongsong Kongres JKPI

Bisa saja memanfaatkan Youtube untuk mengenalkan kebudayaan misalnya tutorial menari, pengenalan sistus-situs bersejarah, makanan para raja dahulun kala, pembuatan kuliner.

"Jadi sekarang kita harus kreatif dan bisa memanfaatkan peluang bukan hanya jadi penonton saja. Karena kebudayaan menawarkan banyak peluang ekonomi tapi kita belum memanfaatkan, maka skor kita masih rendah, untuk itu perlu orang ekonomi melihat peluang itu," katanya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021