Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) pada tahun 2018 menetapkan Kabupaten Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu kabupaten yang melaksanakan kegiatan Sekolah Lapangan-Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program(SL-IPDMIP).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Timur, Yohanes Sentis dalam keterangan tertulisnya, Jumat merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian Pertanian dalam hal ini BPPSDMP.
Menurutnya, penetapan Manggarai Timur sebagai salah satu kabupaten pelaksana kegiatan SL-IPDMIP ini di tahun 2018 membawa perubahan yang amat signifikan terhadap pembangunan pertanian di daerahnya.
"Tentunya sangat terasa dampaknya. Petani kami ter-upgrade," jelasnya.
Adapun program SL-IPDMIP sendiri mulai dilaksanakan pada tahun 2019 dengan menyasar 7 daerah irigasi yang menyebar di 6 kecamatan. Yakni Kec. Kota Komba, Kec.Borong, Kec. Rana Mese, Kec. Elar Kec. Elar Selatan dan Kec. Sambi Rampas.
"Pada tahun 2020 kegiatan SL ini bertambah 3 Daerah Irigasi (DI) yang baru tertambah 7 Daerah Irigasi tahun sebelumnya. Ke-3 Daerah Irigasi yang baru pada tahun 2020 menyebar di 3 kecamatan yaitu Kec. Borong, Kec.Rana Mese dan Kec. Elar Selatan," ungkap dia.
"Jadi keseluruhan kegiatan untuk tahun 2020 berjumlah 10 Daerah Irigasi. Kegiatan SL ini terus berjalan pada tahun 2021 dengan total Daerah Irigasi 17 DI yang tersebar di 10 Kecamata yaitu Kec. Borong, Kec.Rana Mese, Kec. Kota Komba, Kec. Kota Komba Utara, Kec. Elar Selatan, Kec. Lamba Leda, Kec. Lamba Leda Utara, Kec. Lamba Leda Selatan, Kec. Lamba Leda Timur dan Kec. Sambi Rapas," papar dia.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan SL ini, Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Servasius Ledo menuturkan sangat bangga dan puas karena dengan kegiatan ini dapat meningkatkan sumber daya petani itu sendiri. Petani terbiasa untuk mencatat setiap materi yang diajarkan serta petani saling bertukar informasi antara petani di DI maupun dengan petani diluar DI.
"Kegiatan ini tetap dilakukan oleh peserta SL walaupun dalam situasi Covid-19. Akan tetapi protokol kesehatan (Prokes) menjadi hal yang utama sepanjang kegiatan ini berlangsung," jelas dia.
Dijelaskannya, manfaat bagi petugas lapangan dari kegiatan SL ini yaitu dapat menambah ilmu dan pengetahuan dalam pelaksanaan tugasnya di tengah petani tutur "PAMAN" alias panggilan akrab keseharian yang juga "EMSI" terkenal di ibu kota kabupaten.
Kegiatan SL-IPDMIP sungguh memberikan hasil panen yang sagat meningkat bagi petani sawah di berbagai Daerah Irigasi. Hal ini terlihat dari data produktifitas padi sebelum kegiatan SL dan sesudah kegiatan SL.
Data yang disajikan oleh Martinus Hadar yang merupakan konsultan dalam kegiatan SL-IPDMIP menunjukan peningkatan hasil yang sangat baik setelah kegiatan ini berjalan.
Adapun data yang disajikan oleh konsultan dari tahun 2020 hingga 2021 yaitu pada tahun 2020 rata-rata produktifitas untuk 10 Daerah Irigasi sebelum kegiatan 4,28 ton/ha menjadi 7,6 ton/ha.
Baca juga: Petani Kuningan senang, produktivitas panen meningkat signifikan
Baca juga: Tingkatkan kemampuan publikasi informasi, Penyuluh dibekali Bimtek Jurnalistik-Fotografi
"Sedangkan produktifitas padi pada tahun 2021 raya-rata sebelum kegiatan 4,8 ton/ ha menjadi 5,8 ton/ha setelah kegiatan. Produktifitas ini sedikitnya berkurang dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena Daerah Irigasinya bertambah menjadi 17 Daerah Irigasi," kata Martinus.
Berdasar peningkatan produktifitas padi sawah, dalam kegiatan SL ini serta begitu banyak hal positif yang didapatkan oleh petani maupun pendamping dalam hal ini 'Penyuluh Sobat Petani'. "Maka sangat dibarapkan kegiatan SL-IPDMIP ini tetap dilanjutkan di Manggarai Timur untuk tahun-tahun kedepannya," jelas dia.
Sementara Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimis bahwa program IPDMIP dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan. Lewat IPDMIP, produktivitas pertanian terus meningkat, khususnya di daerah irigasi.
"Pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat,” kata Mentan.
Dia menyampaikan jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. "Kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik," ungkapnya.
SYL-sapaannya- mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah 'emas 100 karat'. Menjanjikan dan tak pernah ingkar janji sehingga sangat prospektif untuk digeluti.
"Terutama para pemuda dan milenial. Kita gerakan pertanian Indonesia, masa depan pertanian kita ada pada mereka," ujar SYL.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menegaskan program IPDMIP menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi sehingga pada akhirnya kesehatan petani bisa meningkat.
Menurutnya, IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.
"Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan," kata Dedi.
Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Baca juga: Gandeng milenial pada District Multi Stakeholder Forum, Kementan tingkatkan jumlah wirausahawan pertanian
"Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0," kata Dedi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Timur, Yohanes Sentis dalam keterangan tertulisnya, Jumat merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian Pertanian dalam hal ini BPPSDMP.
Menurutnya, penetapan Manggarai Timur sebagai salah satu kabupaten pelaksana kegiatan SL-IPDMIP ini di tahun 2018 membawa perubahan yang amat signifikan terhadap pembangunan pertanian di daerahnya.
"Tentunya sangat terasa dampaknya. Petani kami ter-upgrade," jelasnya.
Adapun program SL-IPDMIP sendiri mulai dilaksanakan pada tahun 2019 dengan menyasar 7 daerah irigasi yang menyebar di 6 kecamatan. Yakni Kec. Kota Komba, Kec.Borong, Kec. Rana Mese, Kec. Elar Kec. Elar Selatan dan Kec. Sambi Rampas.
"Pada tahun 2020 kegiatan SL ini bertambah 3 Daerah Irigasi (DI) yang baru tertambah 7 Daerah Irigasi tahun sebelumnya. Ke-3 Daerah Irigasi yang baru pada tahun 2020 menyebar di 3 kecamatan yaitu Kec. Borong, Kec.Rana Mese dan Kec. Elar Selatan," ungkap dia.
"Jadi keseluruhan kegiatan untuk tahun 2020 berjumlah 10 Daerah Irigasi. Kegiatan SL ini terus berjalan pada tahun 2021 dengan total Daerah Irigasi 17 DI yang tersebar di 10 Kecamata yaitu Kec. Borong, Kec.Rana Mese, Kec. Kota Komba, Kec. Kota Komba Utara, Kec. Elar Selatan, Kec. Lamba Leda, Kec. Lamba Leda Utara, Kec. Lamba Leda Selatan, Kec. Lamba Leda Timur dan Kec. Sambi Rapas," papar dia.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan SL ini, Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Servasius Ledo menuturkan sangat bangga dan puas karena dengan kegiatan ini dapat meningkatkan sumber daya petani itu sendiri. Petani terbiasa untuk mencatat setiap materi yang diajarkan serta petani saling bertukar informasi antara petani di DI maupun dengan petani diluar DI.
"Kegiatan ini tetap dilakukan oleh peserta SL walaupun dalam situasi Covid-19. Akan tetapi protokol kesehatan (Prokes) menjadi hal yang utama sepanjang kegiatan ini berlangsung," jelas dia.
Dijelaskannya, manfaat bagi petugas lapangan dari kegiatan SL ini yaitu dapat menambah ilmu dan pengetahuan dalam pelaksanaan tugasnya di tengah petani tutur "PAMAN" alias panggilan akrab keseharian yang juga "EMSI" terkenal di ibu kota kabupaten.
Kegiatan SL-IPDMIP sungguh memberikan hasil panen yang sagat meningkat bagi petani sawah di berbagai Daerah Irigasi. Hal ini terlihat dari data produktifitas padi sebelum kegiatan SL dan sesudah kegiatan SL.
Data yang disajikan oleh Martinus Hadar yang merupakan konsultan dalam kegiatan SL-IPDMIP menunjukan peningkatan hasil yang sangat baik setelah kegiatan ini berjalan.
Adapun data yang disajikan oleh konsultan dari tahun 2020 hingga 2021 yaitu pada tahun 2020 rata-rata produktifitas untuk 10 Daerah Irigasi sebelum kegiatan 4,28 ton/ha menjadi 7,6 ton/ha.
Baca juga: Petani Kuningan senang, produktivitas panen meningkat signifikan
Baca juga: Tingkatkan kemampuan publikasi informasi, Penyuluh dibekali Bimtek Jurnalistik-Fotografi
"Sedangkan produktifitas padi pada tahun 2021 raya-rata sebelum kegiatan 4,8 ton/ ha menjadi 5,8 ton/ha setelah kegiatan. Produktifitas ini sedikitnya berkurang dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena Daerah Irigasinya bertambah menjadi 17 Daerah Irigasi," kata Martinus.
Berdasar peningkatan produktifitas padi sawah, dalam kegiatan SL ini serta begitu banyak hal positif yang didapatkan oleh petani maupun pendamping dalam hal ini 'Penyuluh Sobat Petani'. "Maka sangat dibarapkan kegiatan SL-IPDMIP ini tetap dilanjutkan di Manggarai Timur untuk tahun-tahun kedepannya," jelas dia.
Sementara Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimis bahwa program IPDMIP dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan. Lewat IPDMIP, produktivitas pertanian terus meningkat, khususnya di daerah irigasi.
"Pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat,” kata Mentan.
Dia menyampaikan jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. "Kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik," ungkapnya.
SYL-sapaannya- mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah 'emas 100 karat'. Menjanjikan dan tak pernah ingkar janji sehingga sangat prospektif untuk digeluti.
"Terutama para pemuda dan milenial. Kita gerakan pertanian Indonesia, masa depan pertanian kita ada pada mereka," ujar SYL.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menegaskan program IPDMIP menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi sehingga pada akhirnya kesehatan petani bisa meningkat.
Menurutnya, IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.
"Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan," kata Dedi.
Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Baca juga: Gandeng milenial pada District Multi Stakeholder Forum, Kementan tingkatkan jumlah wirausahawan pertanian
"Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0," kata Dedi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021