Agus Setiawan terpilih sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) periode 2022-2026, setelah unggul dari empat kandidat lainnya, yakni Sri Yona, Dr. Sigit Mulyono, Agung Waluyo Ph.D., dan Dr. Mira.
Dengan tagline "FIK UI Semakin Apik, Menjadi Pusat Pendidikan Keperawatan Unggul di Asia Tenggara", Agus mengatakan bahwa tagline tersebut bertujuan merespon transformasi UI menjadi universitas yang modern, menuju Entrepreneurial University.
"Kata 'Semakin' merupakan kepanjangan dari Semangat Berkelanjutan, melanjutkan capaian-capaian yang sudah baik. Kemudian, kata 'Apik' secara harfiah adalah semakin bagus/baik. Namun ’Apik’ merupakan singkatan dari adaptif, progresif, inklusif, terbuka, dan kewirausahaan (entrepreneur)," ujar Agus Setiawan dalam keterangan tertulisnya di Depok, Rabu.
Menurutnya, sebagai bagian dari UI, tentunya FIK harus mengikuti arah perkembangan UI dimana yang menjadi fokus perkembangannya menurut Rencana Strategis tahun 2020-2024 adalah menjadi unggul di Asia Tenggara, setidaknya masuk peringkat lima besar.
Baca juga: Prof. Semiarto Aji Purwanto terpilih sebagai Dekan FISIP UI periode 2021 -- 2025
Agus memaparkan capaian FIK UI di berbagai bidang selama empat tahun terakhir.
Di bidang pendidikan, FIK UI bisa mempertahankan akreditasi terbaik di tingkat nasional untuk seluruh (ada sembilan) program studi FIK dari jenjang sarjana hingga program doktoral; di tahun 2018 terakreditasi AUN; tersertifikasi ISO; dan sampai saat ini ada 10 mata ajar dalam bentuk Massive Open Online Course (MOOC); mengembangkan program studi spesialis onkologi & gerontik; dan inbound & outbond student yang terus berjalan.
Di bidang riset dan publikasi, jurnal FIK UI telah terindeks Scopus; dalam tiga tahun terakhir SDM FIK UI menambah tiga Guru Besar dengan rincian delapan Guru Besar tetap dimana ada peningkatan selama ia menjabat menjadi Dekan FIK UI yaitu rasio dosen bergelar doktor adalah 51%.
Pada bidang non-akademik ini, FIK UI terus mengejar kinerja fakultas dengan target rata-rata 100%; kepuasan stakeholders mencapai 85%; dan lainnya.
Baca juga: Bondan Kanumoyoso terpilih menjadi Dekan FIB UI periode 2021--2025
Menurut Agus, FIK UI perlu mawas diri karena kompetitornya bergerak begitu cepat, sehingga ia mengusulkan visi menjadikan FIK UI sebagai pusat pengembangan IPTEK keperawatan yang unggul dan berdaya saing di Asia Tenggara.
Indikator unggul diantaranya adalah akreditasi internasional AHPGS, ranking by subject bisa masuk 300 besar dunia, WHO collaborating centre yang pertama di Indonesia, mengembangkan MOOCs dan mahasiswa internasional, peningkatan SDM S3 dan Guru Besar, mengembangkan kerja sama internasional sigma theta tau international: Indonesian Chapter, dan mengembangkan Nursing Training Center sebagai Nursing Enterprise.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Dengan tagline "FIK UI Semakin Apik, Menjadi Pusat Pendidikan Keperawatan Unggul di Asia Tenggara", Agus mengatakan bahwa tagline tersebut bertujuan merespon transformasi UI menjadi universitas yang modern, menuju Entrepreneurial University.
"Kata 'Semakin' merupakan kepanjangan dari Semangat Berkelanjutan, melanjutkan capaian-capaian yang sudah baik. Kemudian, kata 'Apik' secara harfiah adalah semakin bagus/baik. Namun ’Apik’ merupakan singkatan dari adaptif, progresif, inklusif, terbuka, dan kewirausahaan (entrepreneur)," ujar Agus Setiawan dalam keterangan tertulisnya di Depok, Rabu.
Menurutnya, sebagai bagian dari UI, tentunya FIK harus mengikuti arah perkembangan UI dimana yang menjadi fokus perkembangannya menurut Rencana Strategis tahun 2020-2024 adalah menjadi unggul di Asia Tenggara, setidaknya masuk peringkat lima besar.
Baca juga: Prof. Semiarto Aji Purwanto terpilih sebagai Dekan FISIP UI periode 2021 -- 2025
Agus memaparkan capaian FIK UI di berbagai bidang selama empat tahun terakhir.
Di bidang pendidikan, FIK UI bisa mempertahankan akreditasi terbaik di tingkat nasional untuk seluruh (ada sembilan) program studi FIK dari jenjang sarjana hingga program doktoral; di tahun 2018 terakreditasi AUN; tersertifikasi ISO; dan sampai saat ini ada 10 mata ajar dalam bentuk Massive Open Online Course (MOOC); mengembangkan program studi spesialis onkologi & gerontik; dan inbound & outbond student yang terus berjalan.
Di bidang riset dan publikasi, jurnal FIK UI telah terindeks Scopus; dalam tiga tahun terakhir SDM FIK UI menambah tiga Guru Besar dengan rincian delapan Guru Besar tetap dimana ada peningkatan selama ia menjabat menjadi Dekan FIK UI yaitu rasio dosen bergelar doktor adalah 51%.
Pada bidang non-akademik ini, FIK UI terus mengejar kinerja fakultas dengan target rata-rata 100%; kepuasan stakeholders mencapai 85%; dan lainnya.
Baca juga: Bondan Kanumoyoso terpilih menjadi Dekan FIB UI periode 2021--2025
Menurut Agus, FIK UI perlu mawas diri karena kompetitornya bergerak begitu cepat, sehingga ia mengusulkan visi menjadikan FIK UI sebagai pusat pengembangan IPTEK keperawatan yang unggul dan berdaya saing di Asia Tenggara.
Indikator unggul diantaranya adalah akreditasi internasional AHPGS, ranking by subject bisa masuk 300 besar dunia, WHO collaborating centre yang pertama di Indonesia, mengembangkan MOOCs dan mahasiswa internasional, peningkatan SDM S3 dan Guru Besar, mengembangkan kerja sama internasional sigma theta tau international: Indonesian Chapter, dan mengembangkan Nursing Training Center sebagai Nursing Enterprise.
Agus Setiawan adalah Dekan FIK UI periode 2018-2021. Ia menyelesaikan studi sarjananya di FIK UI pada tahun 1999, kemudian tahun 2006 ia meraih gelar master dari University of Technology Sydney, Australia. Dari universitas yang sama, ia meraih gelar doktor pada tahun 2014.
Dia adalah perawat kesehatan komunitas dengan spesialisasi intervensi berbasis komunitas, kesehatan anak, akses ke perawatan kesehatan, sumber daya manusia untuk kesehatan, dan kesenjangan kesehatan.
Baca juga: Teguh Dartanto terpilih sebagai Dekan FEB UI periode 2021-2025
Keahliannya meliputi pendampingan modul dan tenaga kesehatan, pengembangan kurikulum, pengembangan proposal penelitian, penelitian operasional, dan penelitian kualitatif.
Selama ini, Agus telah menerbitkan sejumlah makalah baik di jurnal nasional maupun internasional. Salah satu publikasi terbarunya berjudul “Anxiety and Suicidal Thoughts During the COVID-19 Pandemic: Cross-Country Comparative Study Among Indonesian, Taiwanese, and Thai University Students” terbit pada tahun 2020.
Dia adalah perawat kesehatan komunitas dengan spesialisasi intervensi berbasis komunitas, kesehatan anak, akses ke perawatan kesehatan, sumber daya manusia untuk kesehatan, dan kesenjangan kesehatan.
Baca juga: Teguh Dartanto terpilih sebagai Dekan FEB UI periode 2021-2025
Keahliannya meliputi pendampingan modul dan tenaga kesehatan, pengembangan kurikulum, pengembangan proposal penelitian, penelitian operasional, dan penelitian kualitatif.
Selama ini, Agus telah menerbitkan sejumlah makalah baik di jurnal nasional maupun internasional. Salah satu publikasi terbarunya berjudul “Anxiety and Suicidal Thoughts During the COVID-19 Pandemic: Cross-Country Comparative Study Among Indonesian, Taiwanese, and Thai University Students” terbit pada tahun 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021