Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, segera mengirim alat berat untuk membuka kembali jalan utama penghubung antar desa di Desa Pamoyanan, Kecamatan Cibinong, yang terputus akibat longsor, sehingga tiga desa terisolir.

Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo saat dihubungi Jumat, mengatakan pihaknya telah mengirim petugas dibantu Relawan Tangguh Bencana, untuk melakukan pendataan dan penanganan awal. Termasuk berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengirim alat berat ke lokasi agar jalan yang tertutup longsor agar dapat dilalui kembali.

"Kami sudah berkoordinasi dengan dinas PUPR Cianjur untuk menurunkan alat berat ke lokasi karena material longsor setinggi 5 meter dengan panjang 15 meter menutup landasan jalan utama penghubung antar desa. Data awal 3 desa terisolir, sehingga aktifitas warga terhambat," katanya.

Baca juga: Rumah tergerus longsor, sekeluarga di Sukabumi terpaksa harus mengungsi
Baca juga: Longsor dan angin kencang terjang tiga kecamatan di utara Sukabumi

Kepala Desa Pamoyanan, Agus Sutiadawa, mengatakan longsor yang menutup jalan utama penghubung antar desa di Kampung Lolongokan, Desa Pamoyanan, terjadi setelah hujan turun deras, sehingga menyebabkan tebing setinggi 20 meter ambruk dan menutup jalan utama antar desa, setinggi 5 meter.

"Jalan utama penghubung 3 desa, Pamoyanan, Cikangkareng dan Sukamekar, tidak dapat dilalui karena longsor setinggi 5 meter menutup akses jalan. Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD Cianjur dan dinas terkait untuk menurunkan alat berat, " katanya.

Baca juga: Longsor terjang dua kampung di Kabandungan Sukabumi

Tidak ada korban jiwa atau kerugian materiil dalam kejadian tersebut, namun aktifitas warga terhambat karena jalan terisolir. Meski ada jalan alternatif, kondisinya rusak berat dan sulit dilalui terutama kendaraan roda empat. Sehingga pihaknya berharap alat berat segera datang agar material longsor dapat disingkirkan.

"Kalau pakai alat manual mungkin lama karena tebalnya material longsoran berupa batu besar dan lumpur tebal. Untuk sementara warga yang hendak membawa hasil bumi harus memutar ke jalan lain dengan jarak tempuh menjadi lama dengan kondisi jalan rusak, " katanya.*

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021