Guatemala City (Antara/AFP/Antara Megapolitan) - Pelawak Jimmy Morales mengumumkan kemenangannya dalam pemilihan presiden Guatemala, Minggu, setelah sebagian hasil pemilu menunjukkan kemenangan besar ada di pihaknya dalam pemungutan suara yang diricuhi oleh skandal korupsi.

"Melalui pemilihan ini Anda membuat saya menjadi presiden, saya menerima mandat ini yaitu memerangi korupsi yang sudah memangsa kita," kata Morales.

Ia meraih 70 persen dari dua pertiga tempat pemungutan suara yang sudah dilaporkan.

Morales seorang aktor komedi dan pembawa acara televisi yang tidak memiliki pengalaman politik, telah mengantongi 74 persen suara lawan 26 persen suara yang jatuh ke mantan ibu negara Sandra Torres, dari tempat pemungutan suara yang sudah dilaporkan.

Suara yang sudah masuk lebih dari separuh dari tempat pemungutan suara.

Perolehan ini sangat luar biasa bagi Morales yang mengawali pencalonannya pada April hanya dengan dukungan lima persen.

Masa kampanye pemilu diguncang oleh kemunduran diri Presiden Otto Perez dan penangkapannya atas tuduhan korupsi pada 3 September, tepat tiga hari menjelang pemungutan suara putaran pertama.

Perez yang kini masih berada di penjara menanti persidangan, dituduh mendalangi jaringan korupsi oleh para politisi dan pejabat pabean yang menerima suap dari para pengusaha dengan imbalan potongan pajak untuk impor barang-barang gelap.

Jaksa penuntut dan penyelidik dari Perserkatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa jaringan itu telah mengumpulkan uang suap senilai 3,8 juta dolar (setara 51,2 miliar rupiah) antara Mei 2014 hingga April 2015, termasuk 800.000 dolar (setara 10 miliar)masing-masing kepada Perez dan wakil presiden yang juga dipenjara, Roxana Baldetti.

Morales (46) terkenal dalam perannya sebagai koboi kikuk yang nyaris menjadi presiden dalam film berjudul " A Presiden in Sombrero" buatan 2007.

Dalam kehidupan nyata, calon konservatif ini berpacu dalam gelombang politik yang kejam di negara Amerika Tengah yang miskin dan dicabik komplotan penjahat serta masih memulihkan keadaan setelah perang saudara selama 36 tahun yang baru berakhir pada 1996.

Morales bersumpah akan melanjutkan pemberantasan korupsi seperti janjinya ketika memasukkan suara, dengan berbusana kaos kesebelasan nasional Guatemala.

"Guatemala telah mengajarkan dunia dengan sejarah ini. Kita harus memegang teguh kesepakatan tersebut," katanya seiring dengan gerakan negara itu untuk mengadili para koruptor.

Morales memenangkan putaran pertama pemilu pada 24 September dengan 24 persen suara melawan 20 persen suara bagi Torres yang diusung oleh partai Demokrat.

Penerjemah: M. Dian A/G.N.C. Aryani.
    

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015