Membaca label pada produk olahan kemasan bisa menjadi salah satu cara menyiasati agar asupan gula, garam dan lemak (GGL) harian Anda tak berlebihan, ungkap Koordinator Standardisasi Pangan Olahan Badan POM, Yusra Egayanti, SSi., Apt., MP.

"Siasati asupan garam, gula dan lemak (agar tak berlebihan) dengan baca label kemasan," kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, Kamis.

Ingatlah, saat membaca label, Anda perlu memperhatikan takaran saji. Misalnya tertulis informasi kemasan 100 gram, takaran saji 20 gram maka jumlah sajian per kemasan 5. Takaran saji mempengaruhi jumlah kalori dan keseluruhan zat gizi yang disajikan.

"Kalau misalnya satu bungkus dihabiskan, maka kalorinya tidak 100 lagi tetapi menjadi 500 atau dikali lima, jadi dimakannya lima kali atau buat lima orang," ujar Ega.

Baca juga: BPOM gelar webinar, narasumber Dekan FFUP

Jumlah GGL biasanya ditemukan pada bagian informasi nilai gizi (ING) yakni seperti diatur dalam peraturan BPOM No.22 tahun 2019 merupakan daftar kandungan zat gizi dan non gizi pangan olahan sebagaimana produk pangan olahan dijual sesuai dengan format yang dibakukan.

"Intinya mengungkapkan kandungan nilai gizi yang ada di dalam pangan per takaran saji bukan per kemasan untuk satu kali konsumsi," tutur Ega.

ING memuat khusunya jumlah gula, garam dan lemak (GGL) sebagai zat yang disarankan dibatasi karena dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM).

Kementerian Kesehatan menyatakan, asupan harian maksimal gula setiap orang sebanyak 4 sendok makan atau setara 50 gram, kemudian garam 1 sendok teh atau 5 gram serta lemak sebanyak 5 sendok makan atau 67 gram.

Baca juga: BPOM tinjau kesiapan Bio Farma untuk produksi Vaksin COVID-19 Merah Putih

Pada kemasan misanya tertulis lemak total 5 persen (persentase AKG), maka terpenuhi lemak sebanyak 5 persen, lalu natrium 4 persen artinya 96 persen lainnya bisa didapatkan dari produk pangan lain.

"Yang menjadi fokus saat ini zat gizi yang berisiko yang harus dibatasi seperti lemak total, lemak jenuh, gula dan garam. Zat-zat ini tetap dibutuhkan tetapi dibatasi, untuk metabolisme," kata Ega.

AKG merupakan jumlah zat gizi per saji dibandingkan dengan acuan label gizi dikali 100 persen. Informasi yang menerangkan persentase AKG yang ditujukkan dalam ING dihitung berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal untuk kelompok umur.

Baca juga: BPOM cantumkan logo "Pilihan Lebih Sehat" pada produk siap konsumsi

Selain mengenai GGL, ada juga informasi mengenai zat gizi mikro penting untuk mempertahankan kesehatan seperti vitamin, kalsium dan zat besi, kemudian energi total yakni nilai kalori yang menunjukkan seberapa banyak energi dari produk pangan.

Contohnya pada kemasan dengan takaran saji 20 gram, sajian per kemasan 5, ditulis energi total 100 kkal maka kalori per kemasan yakni 500 kkal artinya dengan mengonsumsi 1 kemasan makanan itu maka Anda memenuhi 500 dari 2150 kkal kebutuhan kalori.

Tak hanya ING, label kemasan juga mengandung sejumlah informasi antara lain: nama produk, nama dagang, komposisi daftar bahan termasuk alergen, peruntukan produk, saran penyajian, penyimpanan, nomor izin edar dan masa berlakunya, berat bersih, isi bersih, nama serta alamat produsen.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021