Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Adi Purnomo mengatakan Kabupaten Sukabumi mempunyai energi panas bumi atau geothermal berkapasitas 825 megawatt.

"Energi panas bumi yang baru termanfaatkan tersebut baru 377 megawatt yang saat ini dikelola oleh perusahaan asing asal Amerika Serikat yakni PT Chevron Geothermal Salak yang berada di Kecamatan Kabandungan," katanya di Sukabumi, Senin.

Adapun potensi geothermal atau panas bumi yang dimiliki Kabupaten Sukabumi yakni di Gunung Salak yang meliputi wilayah Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal dan Cisolok memiliki potensi sekitar 725 megawatt dan untuk di Gunung Gede Pangrango yang meliputi beberapa kecamatan salah satunya Kecamatan Kadudampit memiliki potensi energi panas bumi sekitar 75 megawatt.

Saat ini yang sudah termanfaatkan baru sekitar 377 megawatt oleh perusahaan asing itu padahal potensinya mencapai 700 MW untuk diwilayah Kecamatan Kabandungan dan Kalapanunggal. Kemudian saat ini pemerintah pusat juga sudah memberikan izin kepada BUMD Provinsi Jabar untuk mengelola sumber daya alam ini di Kecamatan Cisolok untuk mengelola potensi sebesar 50 MW.

Dan hingga saat ini yang belum dimanfaatkan sama sekali adalah potensi panas bumi yang ada berada di Gunung Gede Pangrango. Jika seluruh potensi panas bumi ini termanfaatkan maka progam pemerintah pusat tentang energi listrik 35 ribu MW bisa terbantu dari Kabupaten Sukabumi.

"Bahkan dari 377 MW yang sudah dimanfaatkan oleh Chevron ternyata mampu memasok listrik untuk Pulau Jawa dan Bali, diharapkan peran perusahaan BUMD maupun BUMN juga bisa memanfaatkan energi sangat ramah lingkungan ini," tambahnya.

Adi mengatakan pihaknya berharap pemerintah pusat bisa memanfaatkan potensi energi baru terbarukan yang dimiliki oleh Kabupaten Sukabumi, karena untuk pemberian izin ada di tangan pusat. Pihaknya hanya bisa mendukung agar energi panas bumi tersebut bisa termanfaatkan secara maksimal.

Di sisi lain, untuk menjaga potensi energi ini juga harus diimbangi kelestarian alam, karena potensi atau kekuatan energi panas bumi bisa turun atau drop jika tidak didukung oleh kondisi alam di sekitarnya. Karena, energi ini adalah memanfaatkan uap air dari perut bumi yang diolah menjadi tenaga listrik.

"Maka dari itu dengan memanfaatkan potensi ini energinya bisa dimanfaatkan untuk rakyat dan kondisi alam tetap terjaga sehingga terjadi simbiosis mutualisme yang baik, bahkan bisa menjadi tambahan pemasukan keuangan daerah maupun negara," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015