Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mendorong digitalisasi wisata oleh para pelaku usaha wisata di kotanya agar memiliki nilai tambah ekonomi dan makin memperluas pengetahuan serta informasi atas destinasi wisata di kota santri ini.

"Meskipun Kota Sukabumi minim potensi wisata alam tetapi dengan digitalisasi, jenis wisata lain dapat terangkat seperti wisata kuliner dan heritage," kata Wali Kota sebagaimana keterangan yang diperoleh dari Diskominfo Kota Sukabumi, Senin.

Untuk itu, Wali Kota baru-bari ini membuka pelatihan digitalisasi pelaku usaha pariwisata Kota Sukabumi dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi.

Baca juga: Resto Botram jadi andalan kuliner khas Sunda di Kota Sukabumi

Pelatihan tersebut soal digitalisasi branding, pemasaran dan penjualan pada desa wisata, homestay, pondok wisata, kuliner, souvenir dan fotografi.

Dibandingkan dengan Kabupaten Sukabumi yang memiliki puluhan destinasi wisata alam, Kota Sukabumi hanya memiliki beberapa, antara lain pemandian air panas Cikundul, Gedung Juang 45, Santa Sea Waterpark, serta beberapa pariwisata perhotelan dan kuliner khas kota.

Wali Kota menegaskan pentingnya digitalisasi branding, karena saat ini pemanfaatan media sosial demikian masif dan sering dijadikan rujukan awal bagi para calon wisatawan dalam memilih destinasi wisata mereka.

Baca juga: Sungai di Kota Sukabumi akan ditata untuk obyek wisata

Sementara Pelaksana Tugas Kepala Disporapar Kota Sukabumi Tejo Condro Nugroho menambahkan bahwa digitalisasi dan pemasaran yang baik dengan memperhatikan target sasaran wisatawan, sangat dibutuhkan oleh para pelaku pariwisata, terutama pada masa pandemi COVID-19 saat ini, agar Kota Sukabumi semakin sering dikunjungi wisatawan sehingga perekonomian bisa bergerak.

Pada tahun  ini, Pemerintah Kota Sukabumi menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 34 ribu orang dan 2022 sebanyak 100 ribu kunjungan.

Untuk membina para pelaku usaha pariwisata di Kota Sukabumi, pemerintah setempat giat menyelenggarakan beragam pelatihan, seperti yang pernah dilakukan mengenai pelatihan pengembangan wisata yang aman dan ramah pengunjung pada Juni lalu, pelatihan kebersihan lokasi wisata seperti pengelolaan sampah di tempat-tempat wisata pada September lalu.

Baca juga: Luas lahan pertanian abadi Kota Sukabumi akan ditambah

Dalam waktu dekat juga bakal menggelar pelatihan mengenai sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainability) yang merupakan proses pemberian sertifikat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kepada pelaku usaha pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata lain untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

Pewarta: Budi Setiawanto

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021