Universitas Pancasila (UP) mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan melakukan budidaya di lahan kebun tanaman obat (KTO) Lembah Cisadane, Ciseeng, Bogor Jawa Barat.
Jenis tanaman obat yang ditanam adalah empon-empon seperti jahe merah, kencur, kunyit dan temulawak, yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh, demikian siaran pers Universitas Pancasila yang diterima ANTARA, Minggu.
Kegiatan penanaman dilakukan di lahan seluas 2 hektar, yang tersedia atas kerja sama Up dengan PT Arthaguna Ciptasarana, didukung oleh program Matching Fund dari Kemendikbudristek.
Pada Sabtu, 23 Oktober 2021, sejumlah mahasiswa dan dosen berbaur dengan masyarakat petani melakukan penanaman bibit empon-empon yang sudah berusia 30—40 hari. Bibit siap tanam tersebut, berasal dari rimpang yang telah disemai sebelumnya.
Baca juga: Universitas Pancasila gelar wisuda secara daring dan luring
Adapun mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan budidaya tanaman obat merupakan mahasiswa semester tujuh yang terlibat MBKM, dalam bentuk studi independen, riset, dan pengabdian kepada masyarakat.
Ketua Asosiasi Pengobatan Tradisional Indonesia (ASPETRI) Al Anhar Gumay menyatakan dukungannya dalam kegiatan budidaya tanaman obat yang dilakukan UP.
Ia mengungkapkan akan membantu pemasaran hasil panen dari kebun yang dilakukan oleh mahasiswa UP.
Menurut dia kebutuhan tanaman obat cukup besar, terutama berasal dari 6000 anggota ASPETRI di seluruh Indonesia yang menggunakan ramuan tradisional untuk pengobatan. Ia mengajak mahasiswa UP untuk bergabung dalam komunitas Sahabat Aspetri.
Baca juga: Fikom UP gelar webinar dan kuliah umum
Riza Darma Putra, dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UP dalam sambutannya, mengatakan sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Farmasi UP.
Ia menceritakan pernah terlibat dalam kegiatan Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA). "Indonesia sangat kaya tanaman obat, dan sangat membutuhkan pengembangan lebih lanjut," katanya.
Baca juga: Universitas Pancasila dan Uncen MoU pertukaran mahasiswa dan dosen
Turut hadir Kepala Desa Putat Nutug, M. Darmawan, yang menyambut baik kegiatan penanaman empon-empon di wilayah kerjanya. Ia berharap, masyarakat di Putat Nutug bisa terlibat dalam kegiatan menanam tanaman obat di lahannya masing-masing.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Jenis tanaman obat yang ditanam adalah empon-empon seperti jahe merah, kencur, kunyit dan temulawak, yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh, demikian siaran pers Universitas Pancasila yang diterima ANTARA, Minggu.
Kegiatan penanaman dilakukan di lahan seluas 2 hektar, yang tersedia atas kerja sama Up dengan PT Arthaguna Ciptasarana, didukung oleh program Matching Fund dari Kemendikbudristek.
Pada Sabtu, 23 Oktober 2021, sejumlah mahasiswa dan dosen berbaur dengan masyarakat petani melakukan penanaman bibit empon-empon yang sudah berusia 30—40 hari. Bibit siap tanam tersebut, berasal dari rimpang yang telah disemai sebelumnya.
Baca juga: Universitas Pancasila gelar wisuda secara daring dan luring
Adapun mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan budidaya tanaman obat merupakan mahasiswa semester tujuh yang terlibat MBKM, dalam bentuk studi independen, riset, dan pengabdian kepada masyarakat.
Ketua Asosiasi Pengobatan Tradisional Indonesia (ASPETRI) Al Anhar Gumay menyatakan dukungannya dalam kegiatan budidaya tanaman obat yang dilakukan UP.
Ia mengungkapkan akan membantu pemasaran hasil panen dari kebun yang dilakukan oleh mahasiswa UP.
Menurut dia kebutuhan tanaman obat cukup besar, terutama berasal dari 6000 anggota ASPETRI di seluruh Indonesia yang menggunakan ramuan tradisional untuk pengobatan. Ia mengajak mahasiswa UP untuk bergabung dalam komunitas Sahabat Aspetri.
Baca juga: Fikom UP gelar webinar dan kuliah umum
Riza Darma Putra, dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UP dalam sambutannya, mengatakan sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Farmasi UP.
Ia menceritakan pernah terlibat dalam kegiatan Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA). "Indonesia sangat kaya tanaman obat, dan sangat membutuhkan pengembangan lebih lanjut," katanya.
Baca juga: Universitas Pancasila dan Uncen MoU pertukaran mahasiswa dan dosen
Turut hadir Kepala Desa Putat Nutug, M. Darmawan, yang menyambut baik kegiatan penanaman empon-empon di wilayah kerjanya. Ia berharap, masyarakat di Putat Nutug bisa terlibat dalam kegiatan menanam tanaman obat di lahannya masing-masing.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021