Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menghasilkan sejumlah penemuan dan inovasi terkini soal teknologi pengolahan hasil pertanian.
Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian Fadjry Djufri, di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu, mengatakan hal itu pada "3rd International Conference on Agricultural Postharvest Handling and Processing" (ICAPHP) secara hybrid pada 12-13 Oktober 2021.
Menurut Fadjri Djufri, penemuan (invensi) dan inovasi yang merupakan langkah terobosan tersebut, dilakukan untuk merespons dinamika dan tuntutan global di bidang pertanian dan pangan.
"Karena, penguasaan dan penerapan teknologi merupakan kunci daya saing sektor pertanian saat ini dan ke depan," katanya.
Baca juga: Balitbangtan Kementan menambah jumlah profesor riset jadi 154 orang
Fadjry mencontohkan Balitbangtan telah mengembangkan teknologi nanocoating berbasis bees wax yang dapat memperpanjang umur simpan buah mangga tujuan ekspor, dari enam sampai delapan hari pada kondisi normal menjadi 28 hari setelah diberi perlakuan.
Kemudian soal digitalisasi, otomasi, dan penerapan kecerdasan buatan, katanya, mampu memberikan lompatan efisiensi dan daya saing menuju pertanian maju, mandiri, dan modern.
Balitbangtan juga mengembangkan sejumlah inovasi pintar seperti perangkat deteksi cepat mutu beras dan kontaminasi aflatoksin pada produk pertanian berbasis artificial intelligence.
Baca juga: Kementan kembali tambah empat profesor riset
Menurut Fadjry, hal ini jelas menunjukkan penerapan teknologi tidak hanya dapat memperluas pasar, meningkatkan keuntungan, tetapi juga mengurangi potensi kehilangan hasil dan limbah pangan.
Kompleksitas permasalahan dan tantangan bidang pangan dan pertanian saat ini, seperti peningkatan jumlah penduduk, konversi dan degradasi kualitas lahan, perubahan iklim, mutu dan keamanan pangan, kehilangan dan limbah pangan, kerawanan pangan, serta perubahan pola konsumsi.
"Semua persoalan tersebut menuntut adanya refocusing dan terobosan baru di bidang pertanian dan pangan," katanya.
Baca juga: Kementan luncurkan aplikasi SISCrop 1.0 untuk monitoring tanaman padi
Tuntutan tersebut juga dinilai sejalan dengan tema peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun 2021, pada 16 Oktober, yakni Our actions are our future: Better production, better nutrition, a better environment and a better life.
Konferensi internasional itu menjadi forum pertemuan peneliti nasional dan internasional, praktisi industri, pembuat kebijakan, regulator, akademisi, dan komunitas, untuk berbagi dan berdiskusi mengenai karya-karya terkini, praktik terbaik, serta pengetahuan pada pascapanen pertanian dan area, dalam upaya penguatan ketahanan pangan global.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian Fadjry Djufri, di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu, mengatakan hal itu pada "3rd International Conference on Agricultural Postharvest Handling and Processing" (ICAPHP) secara hybrid pada 12-13 Oktober 2021.
Menurut Fadjri Djufri, penemuan (invensi) dan inovasi yang merupakan langkah terobosan tersebut, dilakukan untuk merespons dinamika dan tuntutan global di bidang pertanian dan pangan.
"Karena, penguasaan dan penerapan teknologi merupakan kunci daya saing sektor pertanian saat ini dan ke depan," katanya.
Baca juga: Balitbangtan Kementan menambah jumlah profesor riset jadi 154 orang
Fadjry mencontohkan Balitbangtan telah mengembangkan teknologi nanocoating berbasis bees wax yang dapat memperpanjang umur simpan buah mangga tujuan ekspor, dari enam sampai delapan hari pada kondisi normal menjadi 28 hari setelah diberi perlakuan.
Kemudian soal digitalisasi, otomasi, dan penerapan kecerdasan buatan, katanya, mampu memberikan lompatan efisiensi dan daya saing menuju pertanian maju, mandiri, dan modern.
Balitbangtan juga mengembangkan sejumlah inovasi pintar seperti perangkat deteksi cepat mutu beras dan kontaminasi aflatoksin pada produk pertanian berbasis artificial intelligence.
Baca juga: Kementan kembali tambah empat profesor riset
Menurut Fadjry, hal ini jelas menunjukkan penerapan teknologi tidak hanya dapat memperluas pasar, meningkatkan keuntungan, tetapi juga mengurangi potensi kehilangan hasil dan limbah pangan.
Kompleksitas permasalahan dan tantangan bidang pangan dan pertanian saat ini, seperti peningkatan jumlah penduduk, konversi dan degradasi kualitas lahan, perubahan iklim, mutu dan keamanan pangan, kehilangan dan limbah pangan, kerawanan pangan, serta perubahan pola konsumsi.
"Semua persoalan tersebut menuntut adanya refocusing dan terobosan baru di bidang pertanian dan pangan," katanya.
Baca juga: Kementan luncurkan aplikasi SISCrop 1.0 untuk monitoring tanaman padi
Tuntutan tersebut juga dinilai sejalan dengan tema peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun 2021, pada 16 Oktober, yakni Our actions are our future: Better production, better nutrition, a better environment and a better life.
Konferensi internasional itu menjadi forum pertemuan peneliti nasional dan internasional, praktisi industri, pembuat kebijakan, regulator, akademisi, dan komunitas, untuk berbagi dan berdiskusi mengenai karya-karya terkini, praktik terbaik, serta pengetahuan pada pascapanen pertanian dan area, dalam upaya penguatan ketahanan pangan global.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021