Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) bernomor 76i di Kebun Raya Cibodas (KRC) Cianjur, Jawa Barat, sejak tahun 2000 hingga kini telah berbunga tiga kali.
"Bunga bangkai bernomor 76i ini sejak tahun 2000 sampai saat ini, sudah berbunga tiga kali," kata General Manager PT Mitra Natura Raya (MNR) Marga Anggrianto di Cianjur, Rabu.
Marga menyebutkan mekar penuh bunga pada Rabu ini mencapai setinggi 289 cm dan garis tengah kelopak 128 cm.
Marga Anggrianto mengatakan bunga bangkai bernomor 76i tersebut, sudah terlihat kemunculan bakal bunganya sejak awal Agustus 2021 dan bunga mekar penuh mulai Rabu dini hari sekitar pukul 00.35 WIB.
Baca juga: Bunga bangkai kembali mekar sempurna di Kebun Raya Cibodas
MNR adalah pengelola Kebun Raya yang merupakan mitra dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Marga menjelaskan bunga bangkai tersebut, pembukaan mekar kelopaknya yang berwarna merah keunguan sudah terjadi mulai Selasa (12/10) sore dan mengalami mekar penuh pada Rabu dini hari.
Pada posisi mekar penuh, tinggi perbungaan mencapai 289 cm, keliling 145,5 cm, serta garis tengah kelopak 128 cm.
Menurut dia, pada saat bunga mekar penuh, perbungaan terlihat indah dengan tongkol atau spadiks berwarna kuning dikelilingi oleh kelopak bunga atau spatha berwarna merah keunguan.
Baca juga: Ternyata, Desa Tanjung Alam Bengkulu habitat bunga rafflesia
"Ketika bunga betina masak, biasanya terjadi di malam hari, kemudian mengeluarkan bau busuk seperti bangkai dan baunya dapat tercium dari jarak beberapa meter. Bau bangkai ini mengundang polinator seperti kumbang dan lalat untuk datang," katanya.
Marga menjelaskan KRC-BRIN memiliki koleksi bunga bangkai sejak tahun 2000 hasil pengoleksian dari Bukit Sungai Talang di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Sumatera Barat.
Sampai saat ini KRC-BRIN telah memiliki 13 spesimen bunga bangkai, terdiri atas 1 spesimen yang merupakan induknya hasil pengoleksian berupa umbi, serta 12 spesimen merupakan hasil perbanyakan dari biji. Kemudian, 12 spesimen yang berasal dari biji ditanam pada tahun 2003.
Baca juga: Kebun Raya Bogor, dua tanaman langka kembali tumbuh mekar
Dari 13 spesimen tersebut, kondisinya saat ini adalah, satu spesimen pada fase generatif atau perbungaan, empat spesimen fase vegetatif, serta delapan spesimen fase dorman. "Satu spesimen dalam fase generatif adalah koleksi nomor 76i, yakni salah satu dari 12 spesimen yang ditanam pada 2003," katanya.
Marga menuturkan masyarakat dapat melihat langsung banga bangkai mekar di KRC-BRIN, dengan menerapkan prosedur protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
"Kami menerapkan protokol kesehatan secara ketat, agar tetap aman dikunjungi oleh pengunjung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Bunga bangkai bernomor 76i ini sejak tahun 2000 sampai saat ini, sudah berbunga tiga kali," kata General Manager PT Mitra Natura Raya (MNR) Marga Anggrianto di Cianjur, Rabu.
Marga menyebutkan mekar penuh bunga pada Rabu ini mencapai setinggi 289 cm dan garis tengah kelopak 128 cm.
Marga Anggrianto mengatakan bunga bangkai bernomor 76i tersebut, sudah terlihat kemunculan bakal bunganya sejak awal Agustus 2021 dan bunga mekar penuh mulai Rabu dini hari sekitar pukul 00.35 WIB.
Baca juga: Bunga bangkai kembali mekar sempurna di Kebun Raya Cibodas
MNR adalah pengelola Kebun Raya yang merupakan mitra dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Marga menjelaskan bunga bangkai tersebut, pembukaan mekar kelopaknya yang berwarna merah keunguan sudah terjadi mulai Selasa (12/10) sore dan mengalami mekar penuh pada Rabu dini hari.
Pada posisi mekar penuh, tinggi perbungaan mencapai 289 cm, keliling 145,5 cm, serta garis tengah kelopak 128 cm.
Menurut dia, pada saat bunga mekar penuh, perbungaan terlihat indah dengan tongkol atau spadiks berwarna kuning dikelilingi oleh kelopak bunga atau spatha berwarna merah keunguan.
Baca juga: Ternyata, Desa Tanjung Alam Bengkulu habitat bunga rafflesia
"Ketika bunga betina masak, biasanya terjadi di malam hari, kemudian mengeluarkan bau busuk seperti bangkai dan baunya dapat tercium dari jarak beberapa meter. Bau bangkai ini mengundang polinator seperti kumbang dan lalat untuk datang," katanya.
Marga menjelaskan KRC-BRIN memiliki koleksi bunga bangkai sejak tahun 2000 hasil pengoleksian dari Bukit Sungai Talang di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Sumatera Barat.
Sampai saat ini KRC-BRIN telah memiliki 13 spesimen bunga bangkai, terdiri atas 1 spesimen yang merupakan induknya hasil pengoleksian berupa umbi, serta 12 spesimen merupakan hasil perbanyakan dari biji. Kemudian, 12 spesimen yang berasal dari biji ditanam pada tahun 2003.
Baca juga: Kebun Raya Bogor, dua tanaman langka kembali tumbuh mekar
Dari 13 spesimen tersebut, kondisinya saat ini adalah, satu spesimen pada fase generatif atau perbungaan, empat spesimen fase vegetatif, serta delapan spesimen fase dorman. "Satu spesimen dalam fase generatif adalah koleksi nomor 76i, yakni salah satu dari 12 spesimen yang ditanam pada 2003," katanya.
Marga menuturkan masyarakat dapat melihat langsung banga bangkai mekar di KRC-BRIN, dengan menerapkan prosedur protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
"Kami menerapkan protokol kesehatan secara ketat, agar tetap aman dikunjungi oleh pengunjung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021