Kementerian Pertanian, melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, kembali meningkatkan wawasan SDM pertanian melalui webinar yang mengangkat tema 'Kelayakan Bisnis Komoditas Pertanian dengan Smart Agriculture', Selasa (5/10/2021).

Webinar yang dihadiri oleh 913 peserta gabungan dari aplikasi zoom dan live streaming youtube ini, dimoderatori secara langsung oleh Direktur Polbangtan Bogor, Detia Tri Yunandar.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa regenerasi petani harus dilakukan agar pangan dan kehidupan tetap lestari.

“Apalagi, petani menjadi profesi menjanjikan. Jumlah uang yang dihasilkan besar dan tidak terpengaruh krisis, termasuk pandemi Covid-19. Pertanian saat ini juga dikembangkan dengan sangat canggih dan berbasis teknologi terbaru. Jadi, masa suram wajah petani sekarang sudah berganti,” ungkapnya.

Baca juga: Terapkan budidaya Smart Green House, petani milenial Kudus hasilkan ratusan juta

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan Smart agriculture adalah satu bentuk dari pertanian modern saat ini.

“Artinya, pertanian yang memanfaatkan inovasi teknologi era industry 4.0. disaat yang sama, smart agriculture juga memanfaatkan segala aspek sumber daya. Untuk menjamin kontinyuitas. Smart Agriculture adalah solusi untuk mencapai keberhasilan pembangunan pertanian," ujarnya.

Dedi menambahkan, dengan menggunakan Smart Agriculture, akan dapat meningkatkan produksi dan kualitas pertanian, yang akan berimbas pada peningkatan pendapatan dan keuntungan.  

“Ciri pertanian modern itu pemanfaatan alat dan mesin pertanian supaya mempercepat produksi. jika menggunakan cara manual, loses pada saat panen bisa mencapai 20%. Jika menggunakan alat dan mesin pertanian, saat panen losesnya hanya 5%,” ujarnya.

Kemudahan lainnya dalam mengaplikasikan smart agriculture, menurut Dedi, milenial saat ini sudah terbantu dengan adanya internet, sensor, IOT, untuk menggenjot produktivitas dan menjaga kualitas.

“Dengan smart agriculture maka kita bisa mengendalikan micro-climate. Yang berefek terhadap produktivitas tanaman. Segala faktor produksi pertanian, sinar matahari, kelembapan, nutrisi, hingga irigasi,” paparnya.

Baca juga: Mentan: Penyuluh pertanian ujung tombak peningkatan produktivitas

Narasumber dalam kegiatan itu, Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM, yang merupakan Sekretaris Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) Institut Pertanian Bogor (IPB), mengupas tuntas mengenai Smart Green House dan E-Marketing berbasis aplikasi.

Green House semula hanya berupa bambu, kayu, dan besi. Hal ini berdampak pada biaya dan kelayakan produksi pertanian.

“Seiring berkembangnya teknologi, muncul istilah Smart Green House, yaitu Green House yang sudah dilengkapi dengan sensor dan kontrol untuk menyesuaikan suhu, kelembapan, dan sebagainya, sehingga iklimnya sesuai dengan kebutuhan tanaman,” tuturnya.

Netti menambahkan, berbagai kelebihan dalam mengaplikasikan Smart Green House pada produktivitas pertanian.

“Smart Green House ini dapat digunakan pada lahan-lahan yang sempit, baik untuk tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura. Jika kita ingin meningkatkan suatu komoditi, tanpa mengorbankan komoditi yang lain,” imbuhnya.

Baca juga: Promosikan potensi pertanian, Kementan gelar Open Day

Kelebihan lain dari penggunaan Smart Green House adalah, lahan dapat digunakan sepanjang tahun, mengatur dan meningkatkan hasil produksi, meminimalisir pestisida, menghemat tenaga kerja, dan bisa juga digunakan sebagai sarana agrowisata.

Namun, Smart Green House membutuhkan biaya investasi yang tinggi. Dibutuhkan tenaga kerja dengan kemampuan high technology yang mana hal ini identik dengan para milenial muda saat ini.

Netti menjelaskan, ada 5 macam kelayakan dalam membangun Smart Agriculture sebagai bisnis, yaitu: kelayakan teknis, kelayakan pasar, kelayakan manajemen operasional dan hukum, kelayakan sosial dan lingkungan, serta kelayakan finansial.

Kuliah Umum menarik antusiasme yang tinggi dari peserta, yang memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya secara detail mengenai teknologi smart green house dan bagaimana membangun bisnis pertanian secara tepat.

Pewarta: Ardianinda Wisda (Polbangtan Bogor)

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021