Bogor, (Antara Megapolitan) - Yayasan Roemah Kahoeripan dan Komunitas Pelestarian Pusaka Budaya Bogor meluncurkan Peta Panduan Jelajah Wisata Kabupaten Bogor Wilayah Barat edisi pertama.
"Peta ini memuat tentang potensi alam dan budaya yang dimiliki Kabupaten Bogor agar dapat diketahui dan dinikmati masyarakat luas," kata Ketua Komunitas Pelestarian Pusaka Budaya Bogor Dewi Djukardi, di Bogor, Rabu.
Dewi mengatakan Peta Panduan Jelajah Wisata Kabupaten Bogor Wilayah Barat edisi pertama secara resmi diluncurkan pada acara sarasehan Pelestari Pusaka Budaya untuk Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Indonesia Senin (5/10).
Peta ini, lanjut Dewi, merupakan karya dari tim ahli tersebut merupakan enam orang wanita yang memiliki perhatian lebih terhadap kebudayaan dan alam Indonesia, mereka yakni Heriyanto O Untoro (Arkeolog, Antropolog, dosen dan peneliti), Widya Wijayanti (arsitek, ahli tata kota, dan tokoh pelestariaan Kota Semarang Lama), Efridani Lubis (ahli hukum yang juga dosen serta peneliti), Hardini Sumono (pegiat pelestari dan arkeolog), Fransiska Dwi (perwakilan Roemah Kahoeripan) dan Dewi Djjkardi yang bertindak selaku arsitek sekaligus pegiat pelestari Ketua KPPBB.
"Ide untuk membuat peta ini sudah lama muncul. Peta ini kami buat karena kecintaan dan kepedulian terhadap warisan pusaka budaya Indonesia yang sangat beragam dan salah satunya berada di wilayah Bogor baik kotamadya maupun kabupaten," katanya.
Dewi mengatakan, sejarah panjang yang dimiliki Bogor dimulai dari zaman pra sejarah sampai masa sekarang yang meninggalkan aneka pusaka budaya luhur yang dimiliki masyarakatnya.
Tidak hanya itu, lanjut Dewi, secara alami Bogor memiliki pesona alam tersendiri yang sangat mendukung wilayahnya dengan jajaran gunung serta bukit yang mengelilingi kawasan tersebut seperti Gunung Salak dan Gunung Pangrango.
"Diharapkan peta ini dapat menjadi salah satu pijakan bagi generasi penerus untuk mengenal, menjaga, mencintai dan melestarikan kekayaan luhur bangsa Indonesia," katanya.
Dewi menambahkan, hadirnya peta panduan tersebut sebagai bentuk keprihatinan di masa sekarang ini dengan arus globalisasi budaya asing yang menggerus budaya bangsa, sehingga perlu upaya untuk membentenginya dengan mengungkap kembali arti penting warisan pusaka budaya.
"Melalui langkah ini, para pelestari di seluruh kota pusaka di Indonesia dapat berkarya, bersama-sama menjaga kekayaan alam dan budaya bangsa dengan melestarikannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pariwisata berbasis cagar budaya, dan pengawalan hukum," katanya.
Sebelumnya Yayasan Roemah Kahoeripan dan Komunitas Pelestarian Pusaka Budaya Bogor (KPPBB) telah meluncurkan Peta Panduan Jelajah Kota Pusaka Bogor pada bulan Agustus lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Peta ini memuat tentang potensi alam dan budaya yang dimiliki Kabupaten Bogor agar dapat diketahui dan dinikmati masyarakat luas," kata Ketua Komunitas Pelestarian Pusaka Budaya Bogor Dewi Djukardi, di Bogor, Rabu.
Dewi mengatakan Peta Panduan Jelajah Wisata Kabupaten Bogor Wilayah Barat edisi pertama secara resmi diluncurkan pada acara sarasehan Pelestari Pusaka Budaya untuk Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Indonesia Senin (5/10).
Peta ini, lanjut Dewi, merupakan karya dari tim ahli tersebut merupakan enam orang wanita yang memiliki perhatian lebih terhadap kebudayaan dan alam Indonesia, mereka yakni Heriyanto O Untoro (Arkeolog, Antropolog, dosen dan peneliti), Widya Wijayanti (arsitek, ahli tata kota, dan tokoh pelestariaan Kota Semarang Lama), Efridani Lubis (ahli hukum yang juga dosen serta peneliti), Hardini Sumono (pegiat pelestari dan arkeolog), Fransiska Dwi (perwakilan Roemah Kahoeripan) dan Dewi Djjkardi yang bertindak selaku arsitek sekaligus pegiat pelestari Ketua KPPBB.
"Ide untuk membuat peta ini sudah lama muncul. Peta ini kami buat karena kecintaan dan kepedulian terhadap warisan pusaka budaya Indonesia yang sangat beragam dan salah satunya berada di wilayah Bogor baik kotamadya maupun kabupaten," katanya.
Dewi mengatakan, sejarah panjang yang dimiliki Bogor dimulai dari zaman pra sejarah sampai masa sekarang yang meninggalkan aneka pusaka budaya luhur yang dimiliki masyarakatnya.
Tidak hanya itu, lanjut Dewi, secara alami Bogor memiliki pesona alam tersendiri yang sangat mendukung wilayahnya dengan jajaran gunung serta bukit yang mengelilingi kawasan tersebut seperti Gunung Salak dan Gunung Pangrango.
"Diharapkan peta ini dapat menjadi salah satu pijakan bagi generasi penerus untuk mengenal, menjaga, mencintai dan melestarikan kekayaan luhur bangsa Indonesia," katanya.
Dewi menambahkan, hadirnya peta panduan tersebut sebagai bentuk keprihatinan di masa sekarang ini dengan arus globalisasi budaya asing yang menggerus budaya bangsa, sehingga perlu upaya untuk membentenginya dengan mengungkap kembali arti penting warisan pusaka budaya.
"Melalui langkah ini, para pelestari di seluruh kota pusaka di Indonesia dapat berkarya, bersama-sama menjaga kekayaan alam dan budaya bangsa dengan melestarikannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pariwisata berbasis cagar budaya, dan pengawalan hukum," katanya.
Sebelumnya Yayasan Roemah Kahoeripan dan Komunitas Pelestarian Pusaka Budaya Bogor (KPPBB) telah meluncurkan Peta Panduan Jelajah Kota Pusaka Bogor pada bulan Agustus lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015