Manila, (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Janda politisi tenar Filipina menerima tawaran partai berkuasa untuk merebut jabatan wakil presiden dalam pemilihan umum pada Mei, yang diduga meningkatkan peluang kemenangan untuk pengganti Presiden Benigno Aquino.

Lebih dari 54 juta warga Filipina akan memilih presiden dan wakil presiden baru serta sekitar 18.000 anggota parlemen dan pejabat daerah dalam pemilihan umum enam tahun sekali.

"Setelah pencarian jiwa mendalam, perembukan luas dan doa yang khusuk, saya menerima tantangan untuk merebut jabatan wakil presiden bagi Menteri Mar Roxas," kata Leni Robredo pada kerumunan pendukungnya di Manila, merujuk pada mantan Menteri Dalam Negeri Manuel Roxas.

Pemodal mengamati saksama pemilihan umum itu, cemas bahwa pergantian politik di salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia itu dapat menggelincirkan keuntungan selama pemerintahan Aquino.

Aquino mendorong Roxas, cucu presiden pertama pasca-perang negara, untuk memimpin partai berkuasa mengikuti pemilihan umum dan Robredo, pengacara berusia 51 tahun perebut kursi di Kongres pada 2013, diduga meningkatkan kemampuan untuk jabatan tersebut, kata pengulas.

Sementara peringkat ketenaran Roxas melonjak, menurut survai terkini, ia masih di tempat ketiga, tertinggal dari senator pemula Rahmat Poe dan wakil presiden bertahan Jejomar Binay.

Secara terpisah, Senator Ferdinand Marcos, putra mendiang pemimpin, yang juga disapa Ferdinand Marcos, mengumumkan niat mencalonkan diri untuk wakil presiden meskipun tidak mengatakan calon presiden mana pasangannya.

"Saya memutuskan menempatkan keberuntungan politik saya di tangan rakyat Filipina," kata pernyataan Marcos.

Marcos tua digulingkan dalam pemberontakan demokrasi pada 1986 dan meninggal di pengasingan pada 1989. Istrinya, Imelda, terkenal dengan kumpulan sepatunya, adalah anggota kongres berusia 86 tahun.

Pengulas menyatakan Robredo akan membawa kehangatan dan pintu masuk pada citra Roxas sebagai teknokrat lugas.

Robredo mendapatkan nama sebagai pengacara pembantu petani dan nelayan miskin serta menjadi lawan teguh korupsi. Almarhum suaminya, Jesse Robredo, adalah menteri dalam negeri ketika tewas dalam kecelakaan pesawat pada 2012.

"Saya menawarkan seluruh diri saya untuk rakyat negara kita, terutama yang memakai sandal jepit di jalan, di bawah, dan di pinggiran masyarakat kita," kata Robredo kepada kerumunan, menggemakan perang suaminya sebagai pemimpin kaum miskin.

Di bawah Aquino, Filipina mengalami pertumbuhan tahunan lebih dari enam persen, catatan terbaik lima tahun dalam beberapa dasawarsa. Presiden itu, yang dibatasi undang-undang dasar untuk hanya satu masa bakti, juga berjuang mengendalikan korupsi.

"Pemodal mencari kelanjutan dari keseluruhan pemerintahan tapi dengan lebih memperhatikan kinerja saat ini," kata Steve Rood dari Yayasan Asia kepada Reuters.

Penerjemah : Soekapdjo/M. Dian A

Pewarta:

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015