Bogor, (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto memaknai Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriah/2015 untuk bersama-sama mengorbankan tenaga dan pikiran membantu masyarakat membangun kota yang aman, nyaman, tertib dan sejahtera.

"Makna Hari Raya Kurban ini sangat besar, bagi Pemerintah Kota Bogor berkurban adalah untuk kepentingan masyarakat," kata Bima dalam kata sambutan memperingati Hari Raya Idul Adha di Masjid Agung Al Mi`raj, Kamis.

Bima menginginkan agar seluruh unsur pimpinan pemerintah dan juga para pegawai untuk mau turun membantu masyarakat, menjalankan tugas dan fungsi sebagai pelayan masyarakat.

"Pejabat pemerintahan harus turun membantu masyarakat, kinerja ini harus kita tanamkan," kata Bima.

Bima menyatakan dirinya tidak akan segan-segan untuk menggeser pejabat yang tidak menempatkan diri membantu masyarakat.

"Saya akan mengevaluasi pegawai, yang tidak mau berkurban untuk rakyat, akan kita geser dan lakukan evaluasi kinerja," katanya.

Selain mengingatkan akan pentingnya berkurban, Bima juga meminta seluruh warga yang hadir dalam pelaksanaan Shalat Idul Adha di Masjid Agung Al Mi`raj bersama-sama mendoakan jamaah haji Indonesia dan Kota Bogor khususnya agar dapat beribadah lancar dan pulang sebagai haji yang mambrur serta sehat.

"Momentum kurban adalah momentum untuk saling berbagi, karena masih banyak warga di Kota Bogor yang membutuhkan uluran tangan," kata Bima.

Sementara itu, pada pelaksanaan Shalat Idul Adha tingkat Kota Bogor, khotib KH Iman Sarmili dalam khutbahnya mengatakan kisah Nabi Ibrahim dalam mengurbankan anaknya Nabi Ismail merupakan teladan yang patut diimami sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah SWT.

Begitu juga berhaji, dimana seluruh umat Islam di dunia berkumpul di Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Tidak peduli dia orang kaya atau miskin, mereka anak raja atau bukan anak keturunan raja. Semuanya sama-sama beribadah mengenakan pakaian yang sama yakni ihram.

"Allah tidak melihat sebagus apa baju kita, semahal apa pakaian yang kita kenakan atau sebanyak apa harta yang dimiliki. Allah hanya memandang ketakwaan kita," katanya.

Khotib mengingatkan berhaji juga dimaknai mampu melepaskan diri dari kemaksiatan, kemudarotan, dan perbuatan yang menjauhkan kita dari Allah. Berhaji menggantinya dengan pakaian ketaatan,

"Allah tidak pernah melihat jabatan yang kita miliki harta yang kita punya, tidak ada beda ketika kita berpakaian berbeda, yang berbeda derajat ketakwaan orang yang bertaqwa yang paling mulia di sisi Allah," katanya.

Khotib juga menegaskan bahwa keharusan kurban bagi orang yang mampu hendaklah dijalankan.

"Karena, jangan dekat tempat shalat apabila kamu mampu tapi tidak berkurban, begitu bunyi hadis Rasulullah," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015