Program Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP) yang makin masif memberikan pelatihan dan pemberdayaan melalui Sekolah Lapangan (SL) Daerah Irigasi (DI) mampu mendongkrak peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Seperti halnya terlihat di kawasan SL DI Batang Sanipan, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat belum lama ini.
Koordinator SL DI Batang Sanipan, Wisnal Yeni mengatakan pelatihan diikuti 25 peserta yang merupakan petani setempat.
"Lokasinya di Lahan Keltan Muaro Saiyo. Antusias mereka sangat luar biasa," ujar Wisnal melalui keterangan tertulisnya, Rabu.
Baca juga: Ikut Sekolah Lapang, Petani Lore Utara Dapat Materi Pemberian Pupuk Susulan
Wisnal menjelaskan bahwa sekolah lapangan yang dipimpinnya ini merupakan yang kedua kalinya digelar. Adapun materi yang diberikan menyangkut identifikasi masalah, persiapan lahan, hingga penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) pada lain.
"Pamateri sekaligus penyuluh Buchi Afriyogi," ujarnya.
Dia memaparkan, salah satu materi yang diberikan yakni mengenai bagaimana melakukan uji lahan. Petani diberikan pemahaman soal bagaimana mengetahui jumlah pupuk yang seharusnya dipakah di lahannya, sehingga penerapan pupuk lebih berimbang.
"Selain itu dapat menghemat pengeluaran, menekan kerusakan lingkungan dan produksi sesuai target," kata Wisnal.
Ada pula kegiatan praktik antara lain turun ke sawah untuk mengambil contoh tanah dengan cara yang benar, selanjutnya dianalisa oleh masing-masing kelompok. Tujuannya, untuk mengetahui kandungan NPK tanah sawah yang dianalisa menggunakan PTUS apakah termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi.
"Dengan begitu peserta bisa membedakan bahwa pupuk itu palsu atau tidak," cetus dia.
Baca juga: BMKG latih petani Cianjur kuasai informasi iklim
Wisnal menyebut program IPDMIP memiliki dampak positif terhadap peningkatan kompetensi para petani. Yakni bagaimana meningkatkan produktivitas padi, merehabilitasi jaringan irigasi, mencetak sawah beririgasi, menjamin tersedianya air untuk irigasi, hingga meningkatkan infrastruktur pertanian.
"Kita yakin dengan begitu, cita-cita kedaulatan pangan nasional bisa terealisasi," tutup dia.
Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimis bahwa kegiatan IPDMIP berjalan maksimal, dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat perdesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan.
"Dengan IPDMIP, kita akan menggenjot produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi. Diharapkan pendapatan petani naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat," kata Mentan Syahrul.
Hal senada diungkapkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi. Menurutnya, IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.
"Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan," kata Dedi.
Baca juga: SLI Bantu Petani Leuwiliang Pelajari Informasi Iklim
Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
"Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0," pungkas Dedi.
Sebagai informasi program IPDMIP dilaksanakan di 74 Kabupaten, 16 Provinsi (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT)).
Program ini bekerjasama lintas sektor dengan Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan dan masyarakat petani serta semua pihak yang terkait baik di dalam dan sekitar daerah Irigasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Seperti halnya terlihat di kawasan SL DI Batang Sanipan, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat belum lama ini.
Koordinator SL DI Batang Sanipan, Wisnal Yeni mengatakan pelatihan diikuti 25 peserta yang merupakan petani setempat.
"Lokasinya di Lahan Keltan Muaro Saiyo. Antusias mereka sangat luar biasa," ujar Wisnal melalui keterangan tertulisnya, Rabu.
Baca juga: Ikut Sekolah Lapang, Petani Lore Utara Dapat Materi Pemberian Pupuk Susulan
Wisnal menjelaskan bahwa sekolah lapangan yang dipimpinnya ini merupakan yang kedua kalinya digelar. Adapun materi yang diberikan menyangkut identifikasi masalah, persiapan lahan, hingga penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) pada lain.
"Pamateri sekaligus penyuluh Buchi Afriyogi," ujarnya.
Dia memaparkan, salah satu materi yang diberikan yakni mengenai bagaimana melakukan uji lahan. Petani diberikan pemahaman soal bagaimana mengetahui jumlah pupuk yang seharusnya dipakah di lahannya, sehingga penerapan pupuk lebih berimbang.
"Selain itu dapat menghemat pengeluaran, menekan kerusakan lingkungan dan produksi sesuai target," kata Wisnal.
Ada pula kegiatan praktik antara lain turun ke sawah untuk mengambil contoh tanah dengan cara yang benar, selanjutnya dianalisa oleh masing-masing kelompok. Tujuannya, untuk mengetahui kandungan NPK tanah sawah yang dianalisa menggunakan PTUS apakah termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi.
"Dengan begitu peserta bisa membedakan bahwa pupuk itu palsu atau tidak," cetus dia.
Baca juga: BMKG latih petani Cianjur kuasai informasi iklim
Wisnal menyebut program IPDMIP memiliki dampak positif terhadap peningkatan kompetensi para petani. Yakni bagaimana meningkatkan produktivitas padi, merehabilitasi jaringan irigasi, mencetak sawah beririgasi, menjamin tersedianya air untuk irigasi, hingga meningkatkan infrastruktur pertanian.
"Kita yakin dengan begitu, cita-cita kedaulatan pangan nasional bisa terealisasi," tutup dia.
Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimis bahwa kegiatan IPDMIP berjalan maksimal, dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat perdesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan.
"Dengan IPDMIP, kita akan menggenjot produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi. Diharapkan pendapatan petani naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat," kata Mentan Syahrul.
Hal senada diungkapkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi. Menurutnya, IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.
"Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan," kata Dedi.
Baca juga: SLI Bantu Petani Leuwiliang Pelajari Informasi Iklim
Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
"Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0," pungkas Dedi.
Sebagai informasi program IPDMIP dilaksanakan di 74 Kabupaten, 16 Provinsi (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT)).
Program ini bekerjasama lintas sektor dengan Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan dan masyarakat petani serta semua pihak yang terkait baik di dalam dan sekitar daerah Irigasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021