Cibinong, Bogor 27/8 (Antara) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, PT Prayoga Pertambangan Energi berinsiatif membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) agar sampah menjadi energi listrik dan bisa dijual ke Pembangkit Listrik Negara (PLN).
"Ide ini muncul ketika melihat sampah di TPA Galuga dan Nambo hasil pembuangan dari Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor yang hanya menjadi limbah pencemaran lingkungan," kata Direktur Utama PT PPE Radjab Tampubolon di Cibinong, Kamis.
Ia mengatakan sampah ini nantinya menjadi energi listrik, dimana sampah-sampah tersebut dibakar, lalu uapnya memutar turbin dan turbinnya menghasilkan energi listrik.
"Listrik itu nantinya akan dijual ke PLN melalui kerjasama Power Purchasing Agreement (PPA)," katanya.
Radjab mentargetkan PLTS ini beroperasi pada awal 2016 dengan 40 juta mega watt.
Selain menghasilkan listrik dengan daya jutaan Mega Watt, katanya, PLTS juga minim polusi dan pencemaran lingkungan karena limbahnya bisa juga dimanfaatkan.
"Limbah karena limbah abunya untuk produksi batako," katanya.
Ia menjelaskan bahwa PLTS yang dimiliki oleh PT. PPE akan menggandeng Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Bogor.
"Pembangunan PLTS ini dananya murni dari swasta, karena kami menggandeng perusahaan PT Runh asal negeri Tiongkok sebagai operator mesin pembakar sampah," katanya.
PT PPE akan membeli sampah yang dikelola oleh DKP dan selain itu dari pendapatan PT PPE, pihaknya juga memberikan pajak sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah.
Sementara itu, Sekretaris DKP Diyanto mengapresiasi langkah PT PPE yang akan membangun PLTS dan dengan dibangunnya PLTS, selain menghasilkan pajak juga bisa menjadikan Kabupaten Bogor bersih dari sampah.
"Saya yakin, prospek bisnis PLTS besar manfaatnya selain pajak, Kabupaten Bogor lebih sehat dengan lingkungan yang sehat dan Insya Allah kita akan dapatkan penghargaan Adipura," katanya.
Diyanto menjelaskan bahwa listrik hasil PLTS menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kabupaten Bogor karena bisa mengaliri delapan hingga sembilan persen wilayah di Kabupaten Bogor yang masih gelap gulita.
"PLTS bisa menarik tenaga kerja karena selain buat operasional PLTS, PT. PPE akan membangun pabrik batako dilokasi PLTS itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Ide ini muncul ketika melihat sampah di TPA Galuga dan Nambo hasil pembuangan dari Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor yang hanya menjadi limbah pencemaran lingkungan," kata Direktur Utama PT PPE Radjab Tampubolon di Cibinong, Kamis.
Ia mengatakan sampah ini nantinya menjadi energi listrik, dimana sampah-sampah tersebut dibakar, lalu uapnya memutar turbin dan turbinnya menghasilkan energi listrik.
"Listrik itu nantinya akan dijual ke PLN melalui kerjasama Power Purchasing Agreement (PPA)," katanya.
Radjab mentargetkan PLTS ini beroperasi pada awal 2016 dengan 40 juta mega watt.
Selain menghasilkan listrik dengan daya jutaan Mega Watt, katanya, PLTS juga minim polusi dan pencemaran lingkungan karena limbahnya bisa juga dimanfaatkan.
"Limbah karena limbah abunya untuk produksi batako," katanya.
Ia menjelaskan bahwa PLTS yang dimiliki oleh PT. PPE akan menggandeng Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Bogor.
"Pembangunan PLTS ini dananya murni dari swasta, karena kami menggandeng perusahaan PT Runh asal negeri Tiongkok sebagai operator mesin pembakar sampah," katanya.
PT PPE akan membeli sampah yang dikelola oleh DKP dan selain itu dari pendapatan PT PPE, pihaknya juga memberikan pajak sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah.
Sementara itu, Sekretaris DKP Diyanto mengapresiasi langkah PT PPE yang akan membangun PLTS dan dengan dibangunnya PLTS, selain menghasilkan pajak juga bisa menjadikan Kabupaten Bogor bersih dari sampah.
"Saya yakin, prospek bisnis PLTS besar manfaatnya selain pajak, Kabupaten Bogor lebih sehat dengan lingkungan yang sehat dan Insya Allah kita akan dapatkan penghargaan Adipura," katanya.
Diyanto menjelaskan bahwa listrik hasil PLTS menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kabupaten Bogor karena bisa mengaliri delapan hingga sembilan persen wilayah di Kabupaten Bogor yang masih gelap gulita.
"PLTS bisa menarik tenaga kerja karena selain buat operasional PLTS, PT. PPE akan membangun pabrik batako dilokasi PLTS itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015