Karawang, (Antara Megapolitan) - Puluhan warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengikuti upacara adat "Nyalin" atau kegiatan adat Sunda yang biasa digelar setiap menjelang panen padi, Minggu.

"Upacara Nyalin ini budaya orang tua kita dahulu, ini tradisi Sunda. Sekarang kita angkat lagi tradisi itu agar diingat lagi oleh kalangan petani," kata Abah Herman, pemilik sawah yang menggelar upacara Nyalin, di Karawang.

Dikatakannya, upacara Nyalin merupakan warisan budaya leluhur yang intinya mewujudkan keseimbangan antara manusia dengan alam. Sehingga manusia, khususnya petani perlu bersyukur saat mendapatkan rezeki dari Tuhan.

Ia menegaskan, berbagai jenis makanan yang dibawa ke lokasi upacara Nyalin bukan pesugihan. Sebab, berbagai jenis makanan itu dimakan secara bersama-sama di tengah areal sawah.

Dalam kegiatan tersebut, satu per satu warga mendatangi lokasi Nyalin yang berada di tengah areal sawah, sekitar Kecamatan Rengasdengklok, Karawang.

Warga datang ke lokasi Nyalin dengan membawa nasi kuning dan nasi putih serta berbagai jenis lauk pauk. Warga yang datang ke lokasi kemudian memakan berbagai jenis makanan tersebut secara bersama-sama.

Makanan itu dimakan oleh warga seusai rangkaian upacara Nyalin. Upacara itu diawali dengan tari-tarian, disusul doa menggunakan bahasa Sunda dengan diiringi musik kecapi dan alat musik khas Sunda lainnya.

Hadir dalam acara tersebut, anggota DPD RI Oni Suwarman alias Oni SOS serta Dedi S Gumelar alias Miing Bagito, mantan anggota DPR RI dari PDIP.

Oni yang juga sebagai Seniman Sunda mengapresiasi digelarnya upacara Nyalin. Sebab dengan menggelar upacara tersebut, berarti bagian dari upaya melestarikan seni dan budaya Sunda.

"Seni dan budaya Sunda itu kaya, dan perlu digali untuk dikembangkan kembali. Kami dari DPD RI berencana menggagas rancangan undang undang tentang bahasa dan kesenian daerah," katanya.

Sementara Miing mengatakan, seni dan budaya daerah itu tidak boleh ditinggalkan. Sebab, suatu daerah atau bangsa sekalipun hanya akan bisa maju jika budayanya kuat.

"Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, kita jangan sampai melupakan budaya daerah sendiri," katanya.

Umumnya, budaya Sunda itu substansinya berdoa kepada Tuhan yang maha esa. Bahkan, banyak upacara budaya yang merupakan bagian dari menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan.

"Kita sebagai masyarakat harus mengembangkan budaya sendiri, dan pemerintah pun harus mendukung perkembangan budaya lokal," kata Miing.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015