Penjualan hewan kurban, terutama untuk sapi, mengalami penurunan dibandingkan dengan penjualan pada tahun 2020, akibat adanya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
"Pemberlakuan PPKM Darurat memberikan dampak penjualan hewan kurban sapi menurun," kata salah seorang pedagang hewan kurban Sapi Bima di Kawasan Grand Depok City Depok, Ridwan, di Depok, Rabu.
Ia mengatakan saat ini sapi yang terjual baru mencapai 150 ekor sapi kurban, padahal biasanya sudah menjual lebih dari 200 ekor sapi. Berkurangnya minat pembeli akibat PPKM Darurat dan akibat penyekatan jalan di mana-mana dan tidak diperkenankannya masyarakat ke luar rumah.
"Biasanya seminggu sebelum Hari Raya Idul Adha pembeli berdatangan, namun saat ini semakin sepi saja," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil imbau warga manfaatkan layanan daring untuk membeli hewan kurban
Sebagai putra daerah asal Bima Nusa Tenggara Barat, Ridwan menyiapkan 350 ekor sapi dari para perkumpulan peternak sapi yang ada di daerah Bima.
"Sapi-sapi kita ini merupakan hidup di alam liar dengan pengawasan masing-masing peternak di setiap desa," katanya.
Ridwan menjelaskan perbedaan sapi bima jika dibandingkan sapi Jawa, Bali dan limosin sapi Bima mempunyai keunggulan mulai dari tekstur daging yang padat dan kemerahan.
Mengenai harga sapi saat ini masih sama dengan tahun lalu. Harga sapi-sapi bima dibandrol paling murah Rp15 juta hingga Rp50 juta dengan bobot berat mulai dari 250 Kg hingga 415 Kg.
Baca juga: Pemkot Depok keluarkan Surat Edaran tata cara berkurban di tengah pandemi
Sementara itu Mohammad Pance mengatakan untuk sapi Bima yang dijual dalam keadaan sehat dan siap untuk dijadikan kurban.
"Kesehatan sapi sudah diperiksa sejak keluar dari Bima, dan sampai di Depok juga diperiksa kesehatan kembali agar layak menjadi hewan kurban," katanya.
Ia berharap sebagi perwakilan para peternak sapi asal Bima di tengah masa pemberlakuan PPKM Darurat, nantinya jika ingin mengirim sapi ke konsumen tidak dilarang karena adanya penyekatan.
"Untuk mengantar sapi harusnya diperbolehkan sehingga memudahkan pengantaran sapi kurban ke konsumen, karena kami akan mengantar ke wilayah Jabodetabek," katanya.
Baca juga: Human Initiative sebar daging hewan kurban untuk 300 ribu keluarga pada Idul Adha mendatang
Hal senada juga dikatakan oleh pedagang hewan kurban lainnya di Sawangan, Satrio. Ia mengatakan penjualan tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saat ini baru terjual 30 ekor sapi, padahal pada tahun lalu lebih dari 50 ekor sapi.
"Dampak penerapan PPKM Darurat ini memang terasa sekali, pembeli menjadi berkurang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Pemberlakuan PPKM Darurat memberikan dampak penjualan hewan kurban sapi menurun," kata salah seorang pedagang hewan kurban Sapi Bima di Kawasan Grand Depok City Depok, Ridwan, di Depok, Rabu.
Ia mengatakan saat ini sapi yang terjual baru mencapai 150 ekor sapi kurban, padahal biasanya sudah menjual lebih dari 200 ekor sapi. Berkurangnya minat pembeli akibat PPKM Darurat dan akibat penyekatan jalan di mana-mana dan tidak diperkenankannya masyarakat ke luar rumah.
"Biasanya seminggu sebelum Hari Raya Idul Adha pembeli berdatangan, namun saat ini semakin sepi saja," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil imbau warga manfaatkan layanan daring untuk membeli hewan kurban
Sebagai putra daerah asal Bima Nusa Tenggara Barat, Ridwan menyiapkan 350 ekor sapi dari para perkumpulan peternak sapi yang ada di daerah Bima.
"Sapi-sapi kita ini merupakan hidup di alam liar dengan pengawasan masing-masing peternak di setiap desa," katanya.
Ridwan menjelaskan perbedaan sapi bima jika dibandingkan sapi Jawa, Bali dan limosin sapi Bima mempunyai keunggulan mulai dari tekstur daging yang padat dan kemerahan.
Mengenai harga sapi saat ini masih sama dengan tahun lalu. Harga sapi-sapi bima dibandrol paling murah Rp15 juta hingga Rp50 juta dengan bobot berat mulai dari 250 Kg hingga 415 Kg.
Baca juga: Pemkot Depok keluarkan Surat Edaran tata cara berkurban di tengah pandemi
Sementara itu Mohammad Pance mengatakan untuk sapi Bima yang dijual dalam keadaan sehat dan siap untuk dijadikan kurban.
"Kesehatan sapi sudah diperiksa sejak keluar dari Bima, dan sampai di Depok juga diperiksa kesehatan kembali agar layak menjadi hewan kurban," katanya.
Ia berharap sebagi perwakilan para peternak sapi asal Bima di tengah masa pemberlakuan PPKM Darurat, nantinya jika ingin mengirim sapi ke konsumen tidak dilarang karena adanya penyekatan.
"Untuk mengantar sapi harusnya diperbolehkan sehingga memudahkan pengantaran sapi kurban ke konsumen, karena kami akan mengantar ke wilayah Jabodetabek," katanya.
Baca juga: Human Initiative sebar daging hewan kurban untuk 300 ribu keluarga pada Idul Adha mendatang
Hal senada juga dikatakan oleh pedagang hewan kurban lainnya di Sawangan, Satrio. Ia mengatakan penjualan tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saat ini baru terjual 30 ekor sapi, padahal pada tahun lalu lebih dari 50 ekor sapi.
"Dampak penerapan PPKM Darurat ini memang terasa sekali, pembeli menjadi berkurang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021