Depok, (Antara Megapolitan) - Festival Kelola menampilkan pertunjukan musik untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun ke-70 Republik Indonesia di Universitas Indonesia (UI) Depok.

"Untuk pertama kalinya setelah 15 tahun berdiri, Kelola menyelenggarakan Festival Kelola 2015 di universitas-universitas di Jakarta dan Malang," kata Direktur Yayasan Kelola, Amna S. Kusumo di Depok, Senin.

Dalam acara tersebut tampil Komodo Band yang gawangi oleh Gilang Ramadhan pada drum dan perkusi, Ivan Nestorman pada vokal, gitar dan sasando, serta Adi Darmawan pada keyboard dan bass elektrik. Mereka membawakan tujuh lagu bernuansa musik Flores.

Penampilan musik tersebut mendapat sambutan hangat dari para penonton yang diisi oleh para mahasiswa baru UI 2015 dan sejumlah pimpinan UI. Mereka bertepuk tangan ketika band tersebut memulai membawakan lagu.

Ia mengatakan festival ini mementaskan kembali karya-karya peraih hibah Kelola dan karya seni pertunjukan kontemporer terpilih, serta memutar film-film dokumenter dari Program Komunitas Kreatif.

"Festival Kelola 2015 adalah upaya Kelola untuk menumbuhkan apresiasi generasi muda terhadap seni dan menumbuhkan penonton-penonton baru bagi seni pertunjukan Indonesia," katanya.

Menurut dia bersamaan dengan HUT Kelola ke-15, Kelola membidik salah satu pemangku kepentingan seni pertunjukan yang selama ini belum disentuh secara optimal, yaitu para penonton.

Amna berharap melalui Festival Kelola 2015, Kelola mempersembahkan seniman-seniman seni pertunjukan berbakat untuk tampil di universitas-universitas di Jakarta dan Malang yang tidak hanya terkonsentrasi pada bidang seni.

Dalam pertunjukannya, Ivan memasukkan atmosfer etnik dengan memainkan alat musik dan sekaligus memperkenalkan sasando ke tingkat dunia.

Komodo band menyuguhkan musik jazz dengan memasukkan unsur budaya Flores, Nusa Tenggara Timur dan nuansa etnis lain. Lagu-lagu Komodo band menggunakan bahasa-bahasa yang ada di NTT sebagai lyric.

Selain itu, tabuhan drum dan perkusi band ini, yang mereka namakan Rhythm Sawah, sangat bernuansa nusantara karena menyuarakan berbagai ritme di Indonesia.

Sementara pemutaran film dan diskusi karya-karya film anak-anak Komunitas Kreatif Flores 2014-2015, serta lokakarya film dokumentar di Universitas Brawijaya Malang akan difasilitasi oleh Dwi Nugroho, salah satu fasilitator Komutas Kreatif Kelola.

Sementara itu Gilang Ramadhan menyatakan menyambut baik terselenggaranya festival seni di lingkungan kampus, dan memperkenalkan musik kontemporer berbasis tradisi seni budaya NTT yang belum terlalu popular di telinga masyarakat.

"Harapan saya agar lebih banyak lagi kesempatan kerjasama yang baik antara kampus dengan para praktisi seni untuk memelihara dan menumbuh kembangkan keragaman budaya Indonesia," katanya.

Dikatakannya kita harus berperan aktif mengedukasi masyarakat dan mengangkat karya seni para seniman Indonesia.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015