Bogor, (Antara Megapolitan) - Atlet andalan Republik Ceko Tomas Lednik mengatakan bahwa ia harus mewaspadai atlet-atlet dari Indonesia dalam persaingan memenangi Kejuaraan Dunia Paralayang Nomor Ketepatan Mendarat (WPAC) Ke-8 yang berlangsung Puncak, Bogor, Jawa Barat 10-16 Agustus 2015.

Seperti dikutip siaran pers WPAC di Bogor, Rabu, Lendik menyebut atlet paralayang atau pilot dari Indonesia Thomas Widyananto yang perlu diwaspadainya.

"Saya ingat pernah ketemu dia (Thomas Widyananto) di WPAC 2011 yang saat itu diselenggarakan di negara saya. Bukan hanya duo Matjaz dan duo Serbia yang saya waspadai, tapi juga Thomas," kata Tomas Lednik.

Dua Matjaz yang dimaksudkan Tomas adalah Matjaz Sluga dan Matjaza Feraric, peringkat teratas dan runner up sementara asal Slovenia, serta peringkat keempat sementara dunia, Goran Djurkovic dan juara Eropa 2014 Dejan Valek.

Tomas bertanding bersama enam pilot tim nasional Republik Ceko yang terdiri atas dua pilot putri dan empat pilot putra. Kedatangan mereka ke Puncak bukan sekedar untuk berlibur, tetapi juga ingin mempertahankan gelar juara dunia beregu WPAC.

Pada WPAC ke-7 tahun 2013 lalu di Sarajevo, atlet asal Republik Ceko berhasil merebut emas, sedangkan perak diraih Bulgaria dan tuan rumah Serbia harus puas dengan medali perunggu.

Pada nomor perorangan putra, Tomas meraih perunggu, sedangkan emas direbut oleh Sheng Guangqiang dari Tiongkok, dan perak direbut oleh Jaka Gorenc dari Slovenia.

Atlet Republik Ceko berambisi merebut emas perorangan putri, karena mereka diperkuat juara Eropa 2014 yakni Marketa Tomaskova dan peringkat sembilan dunia, Petra Figalova.

Namun, pada WPAC 2013, para pilot putri Republik Ceko gagal meraih medali. Medali emas direbut oleh Milica Marinkovic dari Serbia yang menempatkannya pada peringat tiga sementara dunia. Sedangkan duo Lithuania, Rimate Verbylaite dan Jolanta Romanenko, mendapat perak serta perunggu.

Tomas Lednik yang memiliki ciri khusus dengan rambut kriting panjang, sempat membuat khawatir panitia pelaksana WPAC 2015 saat dia dengan santainya terbang hingga ke bibir Gunung Pangrango berjarak 1,5 kilo meter sebelah barat lokasi lepas landas. Keberaniannya tersebut merupakan hal tabu bagi para pilot lokal yang biasa terbang di 42.

Tomas, pemilik pabrik parasut Sky Paraglider, langsung bergeser ke arah lokasi pendaratan. Namun pelatih paralayang dan paramotor itu tidak serta merta mendarat dan bertahan sekitar 15 menit. Atraksinya membuat ratusan penonton berdecak kagum dan bertepuk tangan.

Menurut Tomas, di nomor lintas alam lebih mengutamakan kekuatan stamina karena beradu kemampuan terbang jarak jauh dan terkadang melawan arah angin sehingga harus berlatih supaya terbiasa dengan berbagai kondisi angin.

"Supaya tidak panik kalau tiba-tiba menjelang mendarat, angin cepat berubah. Anda tahu cara mengatasinya, sehingga tidak mudah cedera akibat terjatuh saat mendarat," kata Tomas.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015