Bogor, (Antara Megapolitan) - Hari pertama perlombaan resmi Kejuaraan Dunia Paralayang Nomor Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8 di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, belum dapat dilaksanakan karena terkendala angin.
Safety Director Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8, Dharmawan Sirin, di Bogor, Selasa mengatakan kejuaraan paralayang tingkat pertama ini mengedepankan keselamatan para peserta, sehingga jika hasil pemantauan angin tidak berpihak, maka penerbangan tidak bisa dilakukan.
"Sekecil apapun kita menghindari terjadinya kecelakaan, angin sangat berpengaruh untuk melakukan penerbangan," katanya.
Pada hari pertama dimulai kejuaraan, seluruh atlet yang berjumlah 121 bersiap untuk melaksanakan pertandingan. Sekitar pukul 08.30 WIB, seluruh atlet sudah berada di landasan "take off".
Hingga pukul 09.00 WIB, atlet masih menunggu aba-aba dari Safety Director untuk diizinkan penerbangan, namun hingga pukul 11.00 WIB, keputusan izin terbang belum bisa dilakukan, setelah penerbang uji coba melakukan tes terbang mengukur arah dan kecepatan angin.
Menurut data yang diperoleh arah angin yang bertiup datang dari Timur Selatan dan Timur Utara dengan kecepatan 25 kilo meter per jam. Untuk layak terbang diperlukan arah angin dari barat dengan kecepatan 10 sampai 20 km per jam.
"Angin masih kuat dari timur, tidak bisa dibuka demi keamanan peserta," kata Petugas Mit Director, Andika Mountnear.
Mountnear mengatakan, situasi tersebut wajar terjadi dalam pertandingan paralayang, karena kondisi alam tidak bisa diprediksi.
"Karena ini kejuaraan dunia, yang hadir perwakilan dunia, kita berusaha tidak ada kecelakaan," katanya.
Lebih lanjut, Dharmawan menjelaskan, WPAC merupakan kejuaraan tertinggi untuk kelas ketepatan mendarat, sehingga standar keamanan peserta pertandingan juga sangat ketat.
Dikatakannya, sebagai petugas teknis lapangan, ia bertugas untuk memastikan pertandingan para atlet aman, dengan melakukan pengkajian cauca, arah angin, pembentukan awan dan tendensi cuaca.
"Informasi cuaca ini sangat penting bagi para atlet untuk mengatur strategi dengan baik," katanya.
Dharmawan mengatakan, untuk mengukur arah angin dan kondisi cauca, pihaknya menggunakan satelit meteorologi dan mengambil laporan data cuaca dari BMKG, serta pengamatan secara visual dan melalui tenaga ahli penerbangan.
Dalam kejuaraan paralayang ini, pertandingan dibuka dari pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB. Selama rentan waktu tersebut, jika arah angin dan kondisi cuaca tidak menguntungkan sampai batas waktu yang diberikan, maka panitia akan menutup pertandingan, dan melanjutkan keesokan harinya.
Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8 diikuti oleh 121 peserta atau atlet paralayang dari 19 negara peserta FAI, yang berasal dari 10 negara Eropa dan sembilan negara Asia. Pertandingan kali ini merupakan pertandingan terbesar dengan jumlah terbanyak selama periode penyelenggaraan WPAC.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
Safety Director Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8, Dharmawan Sirin, di Bogor, Selasa mengatakan kejuaraan paralayang tingkat pertama ini mengedepankan keselamatan para peserta, sehingga jika hasil pemantauan angin tidak berpihak, maka penerbangan tidak bisa dilakukan.
"Sekecil apapun kita menghindari terjadinya kecelakaan, angin sangat berpengaruh untuk melakukan penerbangan," katanya.
Pada hari pertama dimulai kejuaraan, seluruh atlet yang berjumlah 121 bersiap untuk melaksanakan pertandingan. Sekitar pukul 08.30 WIB, seluruh atlet sudah berada di landasan "take off".
Hingga pukul 09.00 WIB, atlet masih menunggu aba-aba dari Safety Director untuk diizinkan penerbangan, namun hingga pukul 11.00 WIB, keputusan izin terbang belum bisa dilakukan, setelah penerbang uji coba melakukan tes terbang mengukur arah dan kecepatan angin.
Menurut data yang diperoleh arah angin yang bertiup datang dari Timur Selatan dan Timur Utara dengan kecepatan 25 kilo meter per jam. Untuk layak terbang diperlukan arah angin dari barat dengan kecepatan 10 sampai 20 km per jam.
"Angin masih kuat dari timur, tidak bisa dibuka demi keamanan peserta," kata Petugas Mit Director, Andika Mountnear.
Mountnear mengatakan, situasi tersebut wajar terjadi dalam pertandingan paralayang, karena kondisi alam tidak bisa diprediksi.
"Karena ini kejuaraan dunia, yang hadir perwakilan dunia, kita berusaha tidak ada kecelakaan," katanya.
Lebih lanjut, Dharmawan menjelaskan, WPAC merupakan kejuaraan tertinggi untuk kelas ketepatan mendarat, sehingga standar keamanan peserta pertandingan juga sangat ketat.
Dikatakannya, sebagai petugas teknis lapangan, ia bertugas untuk memastikan pertandingan para atlet aman, dengan melakukan pengkajian cauca, arah angin, pembentukan awan dan tendensi cuaca.
"Informasi cuaca ini sangat penting bagi para atlet untuk mengatur strategi dengan baik," katanya.
Dharmawan mengatakan, untuk mengukur arah angin dan kondisi cauca, pihaknya menggunakan satelit meteorologi dan mengambil laporan data cuaca dari BMKG, serta pengamatan secara visual dan melalui tenaga ahli penerbangan.
Dalam kejuaraan paralayang ini, pertandingan dibuka dari pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB. Selama rentan waktu tersebut, jika arah angin dan kondisi cuaca tidak menguntungkan sampai batas waktu yang diberikan, maka panitia akan menutup pertandingan, dan melanjutkan keesokan harinya.
Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8 diikuti oleh 121 peserta atau atlet paralayang dari 19 negara peserta FAI, yang berasal dari 10 negara Eropa dan sembilan negara Asia. Pertandingan kali ini merupakan pertandingan terbesar dengan jumlah terbanyak selama periode penyelenggaraan WPAC.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015