Tiga mahasiswa Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2018, meraih gelar juara pertama pada Business Case Competition ITS Expo 2021 yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Daffa Alif Pratama, Gwyneth Christina, dan Sausan Nurnadya, yang tergabung dalam Tim Kuning FTUI. Mereka unggul atas 53 tim lain pada babak penyisihan dan 17 tim pada babak final.
"Tim kami menggunakan pendekatan Internet of Things (IoT) dan strategi multiskenario untuk menjawab kebutuhan pasar dan permasalahan bisnis yang diajukan oleh dewan juri, dalam hal ini tantangan yang dihadapi oleh Serasa Creative sebagai Creative Agency Based on Event Organizer di masa pandemi COVID-19," ujar Gwyneth Christina dalam keterangan yang diterima di Depok, Senin.
Baca juga: FTUI raih juara pertama lomba rancang jembatan ramah lingkungan
Ia mengatakan salah satu bidang inovasi yang masih kurang diperhatikan oleh para event organizer di Indonesia adalah bidang IoT. Padahal, di mancanegara, berbagai macam even telah berlomba-lomba mengaplikasikan IoT pada evennya dan mendapat engagement audience yang sepadan dengan usahanya.
Business Case Competition ITS Expo 2021 x Serasa Creative merupakan kegiatan kompetisi analisis kasus bisnis tingkat nasional. Panitia memberikan kasus yang dialami oleh suatu perusahaan/startup.
Lewat tema “Empowerment Internet of Things as Custumer Preference”, kompetisi tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan ide-ide kreatif, inovatif, dan solutif untuk memecahkan kasus yang dihadapi perusahaan sebagai wadah untuk mewujudkan optimalisasi ekonomi kreatif.
Dengan berlakunya normal baru dan perkembangan teknologi, acara berskala besar telah ditinggalkan, dan masa depan industri even bergeser ke acara virtual dan hybrid. Hal ini membawa perubahan dalam sikap konsumen, dimana pengunjung acara lebih terbuka terhadap penggunaan perangkat digital.
Baca juga: Tiga mahasiswa FTUI raih juara kedua lomba "Industrial Challenge" 2021
Teknologi tanpa kontak disebutkan oleh penyelenggara dan pengunjung acara sebagai metode krusial bagi kenyamanan peserta acara, terutama di Indonesia dimana angka penderita COVID-19 terus mengalami kenaikan.
"Dibutuhkan analisis mendalam untuk menyusun strategi penerapan IoT guna menyesuaikan pergeseran tren penyelenggaraan acara dengan mengintegrasikan teknologi digital," katanya.
Ketua Kontingen Kuning FTUI Daffa Alif mengatakan dari analisis kondisi internal dan eksternal, Serasa Creative perlu melakukan strategi ‘grow and build’ melalui penetrasi pasar serta pengembangan pasar produk. Rekomendasi solusi yang ditawarkan oleh tim Kuning dibagi menjadi tiga skenario, yakni strategi fase remote, strategi fase limited gathering, dan strategi fase mass gathering.
Strategi fase remote diterapkan selama pandemi COVID-19 masih melarang acara dengan kerumunan besar, solusi yang ditawarkan adalah mengadakan hybrid even, virtual gathering, dan jasa konsultasi acara keluarga.
Baca juga: Tim SMV UI raih juara dua pada kategori Safety Award Shell Eco-Marathon 2021
Strategi fase limited gathering bertujuan untuk memfasilitasi penyelenggaraan acara di masa transisi dengan menerapkan jaga jarak sosial dengan implementasi solusi IoT berupa penggunaan perangkat pembantu jaga jarak sosial, dan contact tracing melalui sensor ultra wideband.
Sedangkan strategi fase mass gathering diterapkan ketika penyelenggara acara telah diperbolehkan mengadakan kerumunan tanpa batasan jaga jarak, strategi ini juga sebagai bentuk inovasi Serasa Creative, khususnya dalam bidang IoT.
Solusi yang ditawarkan adalah aplikasi navigasi venue event dengan dukungan beacon, aplikasi interaksi pengunjung, smart wristband dengan fitur pembayaran dan seni interaktif, serta sebuah mesin pintar rental power bank yang mendukung smart wristband tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Daffa Alif Pratama, Gwyneth Christina, dan Sausan Nurnadya, yang tergabung dalam Tim Kuning FTUI. Mereka unggul atas 53 tim lain pada babak penyisihan dan 17 tim pada babak final.
"Tim kami menggunakan pendekatan Internet of Things (IoT) dan strategi multiskenario untuk menjawab kebutuhan pasar dan permasalahan bisnis yang diajukan oleh dewan juri, dalam hal ini tantangan yang dihadapi oleh Serasa Creative sebagai Creative Agency Based on Event Organizer di masa pandemi COVID-19," ujar Gwyneth Christina dalam keterangan yang diterima di Depok, Senin.
Baca juga: FTUI raih juara pertama lomba rancang jembatan ramah lingkungan
Ia mengatakan salah satu bidang inovasi yang masih kurang diperhatikan oleh para event organizer di Indonesia adalah bidang IoT. Padahal, di mancanegara, berbagai macam even telah berlomba-lomba mengaplikasikan IoT pada evennya dan mendapat engagement audience yang sepadan dengan usahanya.
Business Case Competition ITS Expo 2021 x Serasa Creative merupakan kegiatan kompetisi analisis kasus bisnis tingkat nasional. Panitia memberikan kasus yang dialami oleh suatu perusahaan/startup.
Lewat tema “Empowerment Internet of Things as Custumer Preference”, kompetisi tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan ide-ide kreatif, inovatif, dan solutif untuk memecahkan kasus yang dihadapi perusahaan sebagai wadah untuk mewujudkan optimalisasi ekonomi kreatif.
Dengan berlakunya normal baru dan perkembangan teknologi, acara berskala besar telah ditinggalkan, dan masa depan industri even bergeser ke acara virtual dan hybrid. Hal ini membawa perubahan dalam sikap konsumen, dimana pengunjung acara lebih terbuka terhadap penggunaan perangkat digital.
Baca juga: Tiga mahasiswa FTUI raih juara kedua lomba "Industrial Challenge" 2021
Teknologi tanpa kontak disebutkan oleh penyelenggara dan pengunjung acara sebagai metode krusial bagi kenyamanan peserta acara, terutama di Indonesia dimana angka penderita COVID-19 terus mengalami kenaikan.
"Dibutuhkan analisis mendalam untuk menyusun strategi penerapan IoT guna menyesuaikan pergeseran tren penyelenggaraan acara dengan mengintegrasikan teknologi digital," katanya.
Ketua Kontingen Kuning FTUI Daffa Alif mengatakan dari analisis kondisi internal dan eksternal, Serasa Creative perlu melakukan strategi ‘grow and build’ melalui penetrasi pasar serta pengembangan pasar produk. Rekomendasi solusi yang ditawarkan oleh tim Kuning dibagi menjadi tiga skenario, yakni strategi fase remote, strategi fase limited gathering, dan strategi fase mass gathering.
Strategi fase remote diterapkan selama pandemi COVID-19 masih melarang acara dengan kerumunan besar, solusi yang ditawarkan adalah mengadakan hybrid even, virtual gathering, dan jasa konsultasi acara keluarga.
Baca juga: Tim SMV UI raih juara dua pada kategori Safety Award Shell Eco-Marathon 2021
Strategi fase limited gathering bertujuan untuk memfasilitasi penyelenggaraan acara di masa transisi dengan menerapkan jaga jarak sosial dengan implementasi solusi IoT berupa penggunaan perangkat pembantu jaga jarak sosial, dan contact tracing melalui sensor ultra wideband.
Sedangkan strategi fase mass gathering diterapkan ketika penyelenggara acara telah diperbolehkan mengadakan kerumunan tanpa batasan jaga jarak, strategi ini juga sebagai bentuk inovasi Serasa Creative, khususnya dalam bidang IoT.
Solusi yang ditawarkan adalah aplikasi navigasi venue event dengan dukungan beacon, aplikasi interaksi pengunjung, smart wristband dengan fitur pembayaran dan seni interaktif, serta sebuah mesin pintar rental power bank yang mendukung smart wristband tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021