Jenewa (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Satu studi yang disiarkan oleh Swiss University of Zurich pada Rabu (29/7) mendapati pemuda kurang mungkin untuk minum secara berlebihan ketika tindakan pencegahan dilakukan oleh pihak berwenang.
Survei tersebut, yang menarik sebanyak 5.700 pria yang rata-rata berusia 20 tahun, mendapati, "Lebih sedikit lelaki minum alkohol secara berbahaya atau tanpa aturan di daerah dengan lebih banyak langkah pencegahan."
Menurut para pejabat kesehatan, itu mencerminkan kecenderungan konsumsi alkohol internasional, yang turun setelah hukum khusus mengenai alkohol diberlakukan.
Studi tersebut mendapati berbagai peraturan yang meliputi pembatasan dan usia minimum seseorang diperkenankan minum mengenai penjualan alkohol dan iklan memiliki dampak pencegahan pada konsumen pria muda.
Namun para ahli mendapati kebanyakan tindakan semacam itu tetap tidak efektif buat orang dewasa muda "yang mencari sensasi" dan bagi mereka yang memiliki kecenderungan untuk terlibat dalam prilaku anti-sosial.
"Terbukti sangat sulit untuk mencapai lelaki yang paling beresiko melalui tindakan pencegahan saat ini," kata ilmuwan University of Zurich Simon Foster, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang.
Analisis data mendapati sebanyak 50 persen peserta adalah peminum yang beresiko tinggi. Itu berarti mereka mengkonsumsi sedikitnya enam porsi minuman dalam satu kesempatan setidaknya sekali dalam satu bulan.
Hampir sepertiga responden menghadapi masalah lain yang berkaitan dengan alkohol karena mereka adalah peminum berat sehingga menimbulkan resiko dan konsekuensi yang berbahaya.
Profesor Meichun Mohler-Kuo dari Lembaga Epidemiologi, Biostatistik dan Pencegahan di University of Zurich mengatakan, "Orang dewasa muda dan pemuda adalah yang paling rentan untuk minum tanpa aturan dan beresiko tinggi, kondisi yang bisa berkembang menjadi kecanduan alkohol."
Survei itu, yang dilakukan oleh University of Zurich melalui kerja sama dengan Lausanne University Hospital (CHUV), adalah bagian dari studi nasional yang berusaha mengidentifikasi kebiasan konsumsi bermacam minuman di kalangan pemuda dan pada saat yang sama memantau perkembangan jangka-panjang mereka.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
Survei tersebut, yang menarik sebanyak 5.700 pria yang rata-rata berusia 20 tahun, mendapati, "Lebih sedikit lelaki minum alkohol secara berbahaya atau tanpa aturan di daerah dengan lebih banyak langkah pencegahan."
Menurut para pejabat kesehatan, itu mencerminkan kecenderungan konsumsi alkohol internasional, yang turun setelah hukum khusus mengenai alkohol diberlakukan.
Studi tersebut mendapati berbagai peraturan yang meliputi pembatasan dan usia minimum seseorang diperkenankan minum mengenai penjualan alkohol dan iklan memiliki dampak pencegahan pada konsumen pria muda.
Namun para ahli mendapati kebanyakan tindakan semacam itu tetap tidak efektif buat orang dewasa muda "yang mencari sensasi" dan bagi mereka yang memiliki kecenderungan untuk terlibat dalam prilaku anti-sosial.
"Terbukti sangat sulit untuk mencapai lelaki yang paling beresiko melalui tindakan pencegahan saat ini," kata ilmuwan University of Zurich Simon Foster, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang.
Analisis data mendapati sebanyak 50 persen peserta adalah peminum yang beresiko tinggi. Itu berarti mereka mengkonsumsi sedikitnya enam porsi minuman dalam satu kesempatan setidaknya sekali dalam satu bulan.
Hampir sepertiga responden menghadapi masalah lain yang berkaitan dengan alkohol karena mereka adalah peminum berat sehingga menimbulkan resiko dan konsekuensi yang berbahaya.
Profesor Meichun Mohler-Kuo dari Lembaga Epidemiologi, Biostatistik dan Pencegahan di University of Zurich mengatakan, "Orang dewasa muda dan pemuda adalah yang paling rentan untuk minum tanpa aturan dan beresiko tinggi, kondisi yang bisa berkembang menjadi kecanduan alkohol."
Survei itu, yang dilakukan oleh University of Zurich melalui kerja sama dengan Lausanne University Hospital (CHUV), adalah bagian dari studi nasional yang berusaha mengidentifikasi kebiasan konsumsi bermacam minuman di kalangan pemuda dan pada saat yang sama memantau perkembangan jangka-panjang mereka.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015