Jakarta (Antara Megapolitan) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak melemah tipis sebesar tiga poin menjadi Rp13.445 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.442 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis mengatakan, nilai tukar rupiah terkoreksi tipis terhadap dolar AS seiring dengan pernyataan the Fed yang cukup puas dengan kinerja ekonomi Amerika Serikat sehingga mendorong harapan kenaikan suku bunga menjadi lebih tinggi.

"Walaupun the Fed belum menaikkan suku bunga acuannya, pernyataan the Fed dini hari tadi mencerminkan kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan pertemuan FOMC sebelumnya. The Fed lebih puas dengan performa pasar tenaga kerja dan tidak lagi khawatir dengan masalah utang Yunani," katanya.

Menurut dia, kepuasan the Fed itu meningkatkan harapan kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC berikutnya pada 16-17 September mendatang.

Sentimen selanjutnya, pasar akan mencermati angka revisi produk domestik bruto kuartal kedua 2015 AS yang diperkirakan membaik.

"Paling tidak, hingga September mendatang tren pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS masih berpotensi terjadi," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa menjelang rilisnya data PDB Amerika Serikat yang diprediksi membaik dapat memicu harapan the Fed berada di dalam jalur untuk menaikan suku bunga paling cepat di bulan September.

"Dalam rapat FOMC tadi malam, the Fed menyatakan ekonomi dan pasar kerja Amerika Serikat masih menguat, membuka peluang kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya," katanya.

Ia mengatakan bahwa pemulihan ekonomi AS dapat memicu spekulasi untuk kenaikan suku bunga Fed pada tahun ini. Namun, pelemahan PDB AS akan menurunkan outlook optimis terhadap the Fed dan dapat memicu penurunan jangka pendek bagi dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015