Bogor, (Antara Megapolitan) - Organisasi angkutan darat (Organda) Kota Bogor, Jawa Barat, mencatat dari 3.412 jumlah angkutan kota yang ada di daerah tersebut, baru 52 unit yang telah menggunakan bahan bakar gas terhitung sejak awal 2015.

"Sampai saat ini baru ada 52 angkot yang menggunakan BBG sejak awal tahun, belum ada penambahan lagi," kata Wakil Sekretaris Organda Kota Bogor, Yadi Indra Mulyadi, di Bogor, Senin.

Yadi mengatakan, dari 52 angkot yang sudah menggunakan gas tersebut sebanyak 50 angkot mendapat bantuan "converter kit" dari Perusahaan Gas Negara (PGN) melalui progam CSR, sedangkan dua unit angkot lainnya merupakan angkot milik Koperasi Organda "Kauber" yang dipasang secara mandiri tanpa bantuan dari pihak ketiga.

Ia menjelaskan, sebelum dioperasikan, Organda bersama DLLAJ dan PGN telah melakukan uji coba penggunaan angkot BBG sejak 14 Agustus 2014 lalu. Uji coba dilakukan kepada lima angkot yang melintasi wilayah sekitar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) milik PGN yang terletak di Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah.

Angkota tersebut terdiri atas Trayek 01 (Cipinang Gading-Merdeka), trayek 10 (Bantar Kemang-Merdeka), trayek 12 (Cimanggu-Pasar Anyar) dan trayek 15 (Sidangbarang jero-Merdeka).

"Tahap awal kita fokus pada angkot yang melintasi rute sekitar SPBG agar lebih mudah melakukan pengisian bahan bakar," katanya.

Berdasarkan tahap uji coba tersebut, lanjut Yadi, terbukti penggunaan BBG untuk angkutan kota bisa dilakukan dan lebih murah dari segi harga dibanding bahan bakar minyak (BBM)>

Dijelaskannya, angkot yang sudah dipasang tabung "converter kit" BBG memiliki kapasitas enam LSP (liter skala premium) dimana harga per liternya Rp3.100. Untuk kapasitas enam LSP angkot bisa melakukan dua kali pulang pergi atau sebanyak 2,5 rit.

"Cukup hemat menggunakan BBG, dengan enam SLP bisa narik angkot sebanyak 2,5 rit atau setengah hari. Sehari angkot bisa mengisi empat kali pengisian di SPBG, karena kapasitas tabung cukup kecil," katanya.

Yadi mengatakan, setelah 52 angkot BBG dioperasikan, rencananya 1.001 angkot yang sudah terpasang "converter kit" di tahun 2009 akan diaktifkan kembali secara bertahap. Pemasangan ini akan diiringi dengan pembangunan SPBG di sejumlah titik yang telah diusulkan seperti Sukasari, dan Bubulak.

"Untuk tahap awal, dari 1.001 angkot itu, akan diaktifkan secara bertahap terlebih dahulu untuk 200 angkot. Tetapi ini masih menunggu kesiapan Pemerintah Kota Bogor untuk tendernya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Achsin Prasetyo mengatakan, untuk mengaktifkan kembali angkot BBG memerlukan waktu serta kesiapan dari SPBG. Selain itu, dari 1.001 angkot yang sudah dipasang "converter kit" sejak tahun 2009 perlu dicek kondisi kendaraannya saat ini.

"Harus bertahap, tidak bisa serta merta sekaligus dioperasionalkan. Kita harus melihat dulu, mengecek lagi kondisi angkot dan converter kit yang sudah pernah di pasang di masing-masing angkot bagaimana kondisinya," kata dia.

Achsin menambahkan, secara bertahap akan disiapkan 400 angkot yang sudah terpasang "converter kit" untuk dilakukan "tune up" sebelum diaktifkan lagi sebagai angkot berbahan bakar gas.

Pengoperasian angkot BBG merupakan salah satu program penataan transportasi di Kota Bogor yang telah tersusun dalam satu master plan B-Top atau Bogor Transprotation yang disusun oleh Pemerintah Kota Bogor.


Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015