Vancouver (Antara/AFP/Antara Megapolitan) - Carli Lloyd telah mencetak gol-gol kemenangan bagi timnas wanita Amerika Serikat pada dua kali Olimpiade di Beijing dan London.

Satu-satunya cela selama perjalanan karirnya di dunia sepak bola adalah ketika ia gagal dalam tendangan penalti yang membuat timnas Jepang menyandang juara Piala Dunia Wanita 2011 di Jerman.

Tapi cela itu tidak lagi berarti ketika pemain berusia 32 tahun asal New Jersey itu merebut perhatian penonton melalui aksi "hat-trick" menakjubkan yang baru pertama kali terjadi dalam turnamen piala dunia wanita, dan berhasil menundukkan Jepang dengan skor 5-2.

Gol pertamanya merupakan gol tercepat dalam final piala dunia yaitu tiga menit setelah pertandingan dimulai, dan hanya dalam waktu 13 menit dia sudah mencetak gol ketiganya melalui tendangan bebas dari tengah yang membuat bola melambung ke gawang Jepang, tepat dia atas kepala kiper Ayumi Kaihori.

Merasa belum puas, pemain gelandang tim Houston Dash itu kembali maju, cukup terkejut ketika peluang gol keempatnya gagal.

"Saya bermimpi tampil dalam final Piala Dunia dan mencetak empat gol," ujar Lloyd setelah persiapan praturnamen.

"Kedengarannya cukup konyol, tapi itulah yang kemudian terjadi. Pada akhirnya kamu merasa kuat secara fisik, punya segala hal yang kamu butuhkan, tapi kalau kondisi mentalmu tidak cukup baik maka kamu tidak akan bisa membawa dirimu ke hal-hal yang lebih besar," katanya.
    
Dalam Misi
 
Membayangkan dirinya memenangkan gelar dan mencetak gol merupakan kunci dari persiapan mental Lloyd dalam sebuah turnamen dimana dia menghasilkan enam gol, hasil yang sama dengan perolehan pemain timnas Jerman, Celia Sasic.

Lloyd memenangkan penghargaan "Golden Ball" (Bola Emas) sebagai pemain terbaik sepanjang turnamen, namun hanya meraih "Silver Boot" (Sepatu Perak) untuk kategori pencetak gol terbanyak setelah Sasic, yang timnya tereliminasi karena kalah 2-0 dalam adu penallti di semifinal.

"Saya terus berusaha mewujudkan mimpi saya, terus menumbuhkan rasa percaya diri dalam setiap pertandingan hingga saya merasa punya satu misi sekarang," kata Lloyd.

Gol pertamanya dihasilkan saat menang atas Kolumbia dengan skor 2-0 pada 16 besar. Ia pun pernah mencatat satu-satunya gol kemenangan bagi AS dalam pertandingan melawan China dengan skor 1-0.

Pesepakbola wanita yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kejayaan tim AS itu berujar bahwa dirinya selalu berpikir tenang dan stabil untuk memenangkan setiap pertandingan.

"Karir saya adalah perjalanan yang panjang," tutur Lloyd.

Lloyd yang sepanjang turnamen di Vancouver tidak ditemani oleh satu pun anggota keluarga, teman, atau tunangan itu memilih untuk fokus sepenuhnya berjuang meraih gelar juara untuk AS.

"Tidak memiliki siapapun di sini membuat saya bisa fokus pada tugas saya dan melakukan apapun untuk membantu tim saya menang," kata Lloyd yang sampai saat ini sudah mencetak 69 gol dalam 202 pertandingan yang diikutinya.

"Ini momen ajaib, kami baru saja membuat sejarah dan sulit dipercaya akhirnya kami bisa membawa pulang trofi Piala Dunia," ujarnya.

Amerika Serikat menjadi tim pertama yang tiga kali memenangkan Piala Dunia Wanita setelah kemenangan mereka pada 1991 dan 1999.

Lloyd masih berusia 16 tahun ketika menyaksikan AS mendapatkan gelar juara terakhirnya-- rekan satu timnya Christie Rampone (40) yang merupakan pemain tertua dalam timnas AS saat ini, juga ada dalam daftar pemain 1999.

"Ketika saya melihat tim tahun 1999 bermain, saya tidak pernah berpikir akan jadi bagian dari mereka, menjadi bagian tim Piala Dunia," tuturnya.

"Mereka adalah senior kami, saat ini giliran kami yang memastikan tradisi tetap berjalan dan dalam empat tahun ke depan (di Prancis) kami ingin menjadi juara dunia lagi," Lloyd menambahkan.
     
Penerjemah: Difa/J. Suswanto.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015