Karawang, 23/4 (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, masih mengalami kendala minimnya daya tampung sekolah menjelang digelarnya penerimaan siswa baru tahun ajaran 2012/2013.

"Permasalahan minimnya daya tampung sekolah sangat terasa di tingkat SMA/SMK/Madrasah Aliyah dibandingkan dengan tingkat SMP," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga setempat Agus Supriatman  di Karawang, Senin.

Hal tersebut terlihat jelas dari perbandingan antara peserta atau lulusan ujian nasional (UN) dengan jumlah daya tampung di sekolah tingkat SMA/SMK/Madrasah Aliyah.  
Menurut dia peserta UN tingkat SMP/Madrasah Tsanawiyah tahun ini mencapai 33.409 siswa. Jika dilihat dari peserta UN tingkat SMP/Madrasah Tsanawiyah tersebut, maka tingkat kelulusannya tidak jauh dari jumlah pesertanya. Sedangkan daya tampung SMA/SMK hanya mencapai 25.185 siswa.

Dengan demikian, kata Agus, masih dibutuhkan pengadaan ruang kelas tingkat SMA/SMK/Madrasah Aliyah untuk menampung ribuan siswa lulusan SMP/Madrasah Tsanawiyah yang ingin melanjutkan ke SMA/SMK/Madrasah Aliyah di Karawang.

"Jika rasionya 1:40, maka kita masih membutuhkan lebih dari 200 ruang kelas baru tingkat SMA/SMK/Madrasah Aliyah," katanya.

Sementara itu, untuk daya tampung SMP/Madrasah Tsanawiyah di Karawang mencapai 36.339 siswa. Dibandingkan dengan lulusan SD/Madrasah Ibtidaiyah, daya tampung itu masih minim. Karena lulusan SD/Madrasah Ibtidaiyah di Karawang rata-rata mencapai 38.000 siswa.

Untuk mengatasi minimnya daya tampung sekolah, pihaknya memberlakukan "double shift" pada sekolah tingkat SMP/Madrasah Tsanawiyah dan SMA/SMK/Madrasah Aliyah.

"Tetapi khusus untuk SMP/Madrasah Tsanawiyah, selain mengatasi minimnya daya tampung dengan memberlakukan 'double shift', juga ada alternatif lain, yakni melalui SMP terbuka, SMP satu atap, dan Kejar Paket B," kata Agus.

 
Ali K

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012