Karakas (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Seratus duapuluh polisi dibunuh sepanjang tahun ini di Venezuela, salah satu negara dengan tingkat kekerasan tertinggi di dunia, kata badan pengawas setempat, Jumat.

Negara Amerika Selatan itu dibanjiri senjata dan memiliki tingkat pembunuhan terburuk kedua di dunia setelah Honduras, kata PBB. Penjahat dalam beberapa tahun belakangan semakin menyasar polisi, merampok senjata, kendaraan dan telepon mereka.

Badan pemantauan dan hak asasi setempat, Foundation for Due Process atau Fundepro, mengatakan telah tercatat 120 pembunuhan polisi pada semester pertama 2015. Sementara itu sepanjang tahun lalu 268 polisi telah tewas.

Selain perampokan, polisi telah tewas dalam aksi balas dendam pembunuhan dan tembak-menembak saat mengejar tersangka.

Kepala Fundepro, Jackeline Sandoval, mengatakan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro dan pendahulunya Hugo Chavez bertanggung jawab atas kegagalannya mengendalikan kriminalitas di Venezuela dan memungkinkan impunitas untuk berkembang.

"Ada 23 rencana keamanan yang dimiliki Kementerian Dalam Negeri, dan tidak ada yang berfungsi," katanya dalam sebuah wawancara telepon.

"Selama Anda tidak mereformasi sistem peradilan, dan yang Anda miliki adalah impunitas, yang memberikan kontribusi untuk gelombang kejahatan nasional," katanya.

Selain tingginya korban tewas dari kalangan polisi, penjahat telah membunuh 35 pejabat militer dan 11 pengawal, menurut Fundepro.

Pemerintah sosialis Maduro tidak memberikan data resmi terkait pembunuhan polisi, tapi ia menyatakan hal itu menjadi prioritas di awal masa jabatannya pada tahun 2013, dan mengunjungi beberapa daerah kumuh Caracas untuk meminta geng lokal untuk meletakkan senjata mereka.

Pejabat tidak memiliki komentar untuk data terbaru Fundepro.

Penerjemah: G.N.C. Aryani/B. Soekapdjo.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015