Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah empat kali meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum sejauh 1.800 meter ke arah tenggara dan barat daya pada Sabtu.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta,  menyebutkan awan panas guguran pertama terjadi pada pukul 00.03 WIB dengan jarak luncur lebih kurang 1.800 meter ke arah barat daya.

"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 30 mm dan durasi maksimum 160 detik," kata dia.

Baca juga: Gunung Merapi keluarkan 17 kali guguran lava pijar

Awan panas guguran kembali terpantau pada pukul 00.42 WIB dengan jarak luncur 700 meter ke arah tenggara, amplitudo maksimum 40 meter, serta durasi 77 detik.

Pada pukul 01.07 WIB, awan panas guguran ketiga meluncur dengan jarak kurang lebih 800 meter ke arah tenggara memiliki amplitudo 40 mm dan durasi 58 detik.

Awan panas guguran keempat terjadi pada pukul 01.29 WIB dengan jarak luncur 1.200 meter. Tercatat di seismogram dengan amplitudo 55 mm dan durasi 92 detik.

Baca juga: Terjadi 22 kali awan panas guguran meluncur dari Gunung Merapi

Selama periode pengamatan pada Sabtu, pukul 00.00 sampai dengan 06.00 WIB, Gunung Merapi juga terpantau mengeluarkan enam kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya.

Pada periode itu, BPPTKG juga mencatat empat kali gempa guguran dengan amplitudo 30-55 mm selama 77-161 detik, dan satu kali gempa guguran dengan amplitudo 3-31 mm selama 12-115 detik.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Baca juga: Luncuran awan panas guguran Gunung Merapi capai 1.000 meter

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Pewarta: Luqman Hakim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021