Palang Merah Indonesia (PMI) menjunjung tinggi pelaporan yang baik sebagai bentuk implementasi dari akuntabilitas kegiatan bantuan nontunai (BNT) yang diberikan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) yang didukung Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) melalui survei.

BNT Survei dilakukan dengan tujuan untuk mendokumentasikan penerima dengan wesel yang tersebar di lebih dari 350 desa. Adapun petugas yang melalukukan survei memberikan berbagai pertanyaan kepada penerima manfaat.

Mulai dari nominal yang diterima, apakah Kantor Pos setempat meminta biaya tambahan saat proses pencairan wesel, kemudian berapa lama waktu yang ditempuh penerima wesel untuk sampai di kantor pos tujuan.

Baca juga: Upaya Palang Merah hentikan penyebaran COVID-19 pascabanjir landa Indonesia dan Timor Leste

Selanjutnya, sumber bantuan tersebut, pemahaman penerima wesel mengenai bagaimana dana yang diterima digunakan untuk kegiatan apa saja, kepuasan dari penerima wesel dari proses yang mereka lalui.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait survei tersebut bisa mengakses tautan http://bit.ly/exit-survey-bnt-covid19 atau melalui aplikasi mobile KoBo Toolbox.

Informasi yang didapatkan sangatlah berguna untuk melakukan kajian analisis terkait kegiatan. Selain itu, informasi dapat digunakan jika ada hal yang tidak sesuai dengan prosedur.

Seperti ada dua penerima wesel yang dimintai biaya tambahan oleh Kantor Pos setempat dengan alasan pembayaran asuransi, padahal hal ini tidak boleh dilakukan, kecuali pembayaran tersebut untuk tujuan pribadi yang tidak berhubungan dengan bantuan nontunai yang diberikan.

Baca juga: "Jogo Tonggo" cara SIBAT tangani pandemi COVID-19 di Magelang

Tidak hanya itu, responden survei juga mendapat kesempatan untuk memberikan saran yang dapat meningkatkan kegiatan ini dan proses distribusi bantuan nontunai secara keseluruhan.

Misalnya, mereka menyatakan bahwa proses pencairan masih bisa disederhanakan sehingga dapat mempersingkat waktu pencairan dimana saran ini menjadi pembelajaran yang berharga untuk memperbaiki program yang serupa di masa mendatang.

Keberadaan pandemi COVID-19 tentunya membuat banyak aktivitas di luar rumah harus dibatasi dan pengurangan waktu di tempat yang bisa menjadi sumber kerumuman menjadi hal yang krusial demi untuk mengurangi penyebaran COVID-19 di area tersebut.

Hal ini tentunya tidak menjadi masalah bagi PMI untuk memberi orientasi kepada tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) PMI serta koordinator di wilayah tersebut. Aktivitias orientasi dilakukan secara virtual.

Baca juga: Keyakinan dan promosi kesehatan untuk hadapi pandemi COVID-19

Inovasi seperti ini menjadi penting untuk diimplementasi untuk dapat memastikan kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Begitupun dengan penggunaan survei aplikasi KoBo yang dahulu menggunakan metode wawancara kepada penerima yang sekarang sulit dengan adanya kemungkinan penularan virus COVID-19 dengan adanya kontak fisik.

Implementasi kegiatan BNT dengan bantuan dari USAID dan IFRC menjadi upaya untuk berinovasi dengan teknologi serta membangun kolaborasi antar sektor demi memutus rantai penyebaran COVID-19.

Pewarta: PMI/Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021