Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Data Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sekitar 5.200 hektare lahan pertanian yang sudah ditanami padi terancam gagal panen.

"Terancamnya gagal panen ini disebabkan oleh musim kemarau, sehingga banyak lahan pertanian yang kesulitan mendapat air," kata Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi, Sudrajat di Sukabumi, Senin.

Menurut dia lahan pertanian yang terancam gagal panen tersebut tersebar di wilayah utara dan selatan Kabupaten Sukabumi, sebagian besar di wilayah Pajampangan atau di wilayah selatan.

Jumlah lahan pertanian yang terancam kekeringan tersebut hanya sekitar 15 persen dari total luas lahan pertanian yang tengah ditanami padi yang luasnya mencapai 42 ribu hektare.

Pihaknya mengkhawatirkan, jika dalam dua pekan ke depan tidak ada hujan sudah dipastikan akan gagal panen, karena lahan pertanian tersebut pasokan utama dalam mengairi sawah berasal dari hujan.

Untuk itu, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan ribuan hektare lahan pertanian yang terancam gagal panen tersebut.

"Kami sudah mengajukan untuk bantuan pompanisasi ke pemerintah pusat untuk disimpan di 87 titik, selain itu pompa untuk menyedot air yang tersedia sudah mulai kami distribusikan ke kelompok tani khususnya yang daerahnya rawan kekeringan," tambahnya.

Namun demikian, untuk progam pompanisasi ini tidak bisa dilakukan di seluruh lokasi lahan rawan kekeringan, tetapi lokasi-lokasi yang memiliki sumber air seperti sungai atau situ dan lain-lain.

Karena itu jika tidak ada sumber air sama saha pompa ini tidak akan bisa digunakan untuk alternatif pengairan.

Sudrajat mengatakan untuk itu pihaknya masih mencari solusi yang tepat agar seluruh lahan pertanian tidak ada yang gagal panen.

Kelompok tani pun harus mencari gagasa khusus daerahnya yang setiap tahunnya selalu terkena dampak kekeringan dengan tujuan untuk mengurangi kerugian akibat bencana kekeringan ini.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015